
Ketua DPRD Badung Dorong Kolaborasi Pendidikan Inovatif di Badung Education Fair 2025
Badung – kabarbalihits
Ketua DPRD Kabupaten Badung, I Gusti Anom Gumanti menegaskan pentingnya kolaborasi dalam membangun dunia pendidikan yang inklusif, berbudaya, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi. Hal tersebut disampaikan saat mendampingi Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa membuka kegiatan Badung Education Fair Tahun 2025 di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Selasa (14/10/2025).
Kegiatan tahunan yang digagas Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung bersama Komunitas Guru Penggerak Kabupaten Badung ini mengusung tema “Kolaborasi Untuk Negeri: Pendidikan Inklusif, Budaya Lestari, dan Teknologi Cerdas.”
Anom Gumanti menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran Disdikpora yang secara konsisten menghadirkan ruang bagi sekolah dan peserta didik untuk berinovasi serta menampilkan hasil karya terbaiknya. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya ajang pameran, tetapi momentum penting untuk memperkuat semangat belajar yang kreatif, adaptif, dan kolaboratif.
“Education Fair ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Badung untuk memberikan wadah bagi siswa dan sekolah mengekspresikan inovasinya. DPRD tentu sangat mendukung, karena pendidikan adalah investasi terbesar untuk masa depan daerah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anom Gumanti menjelaskan, pendidikan inklusif harus dipahami sebagai upaya membuka akses seluas-luasnya bagi semua anak tanpa terkecuali, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Inklusif berarti semua anak punya kesempatan berkembang sesuai potensinya. Tidak boleh ada yang tertinggal. Pendidikan harus menjadi jembatan kesetaraan, sekaligus menanamkan empati dan penghargaan terhadap perbedaan,” jelasnya.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian budaya lokal. Menurutnya, di tengah era digital, karakter dan budaya Bali harus tetap menjadi fondasi pendidikan di Badung.“Anak-anak kita harus melek digital, tetapi tidak boleh kehilangan jati diri Bali. Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal harus terus diajarkan agar mereka tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter,” tambahnya. (r).


