
Mahasiswa Asing Hadiri Upacara Saraswati, Unwar Mantapkan Langkah Menuju Kampus Go Global 2034
Denpasar-kabarbalihits
Universitas Warmadewa (Unwar), perguruan tinggi swasta terbesar di Bali, kembali menunjukkan komitmennya sebagai kampus berlandaskan budaya sekaligus menuju internasionalisasi. Hal ini tampak dalam pelaksanaan upacara Piodalan di Pura Swagina Sri Kesari Warmadewa yang bertepatan dengan Hari Raya Saraswati yang digelar pada Sabtu (6/9/2025) di Pura setempat.
Hari Saraswati yang diyakini sebagai momentum turunnya ilmu pengetahuan, menjadi bagian penting dalam kalender keagamaan Hindu. Di kampus Unwar, perayaan ini memiliki makna lebih dalam karena bertepatan dengan piodalan di Pura Swagina Sri Kesari Warmadewa, pura yang berdiri di jantung kampus sebagai pusat spiritual sekaligus simbol lokal genius Bali.
Namun, ada hal istimewa dalam perayaan tahun ini. Selain diikuti oleh sivitas akademika Unwar, upacara juga dihadiri oleh mahasiswa asing dari berbagai negara. Kehadiran mereka menjadi bukti konkret bahwa Universitas Warmadewa terus bergerak menuju visi besar “Warmadewa Go Global 2034”.
Rektor Unwar, Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP, dalam sambutannya menegaskan bahwa Hari Saraswati bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momentum memperkuat jati diri kampus yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sekaligus kearifan lokal. Kehadiran mahasiswa asing di upacara ini, menurutnya, menjadi wujud nyata pengenalan budaya Bali yang akan memperkaya wawasan global mereka.

Beberapa Mahasiswa Asing Turut Menghadiri Upacara Piodalan di Pura Swagina Sri Kesari Warmadewa yang bertepatan dengan Hari Raya Saraswati di Kampus Unwar
“Dengan adanya 98 mahasiswa asing dari berbagai negara yang saat ini menempuh studi di Universitas Warmadewa, kita bisa melihat bahwa Bali bukan hanya magnet wisata, tetapi juga magnet ilmu pengetahuan berbasis budaya. Mereka belajar tidak hanya dari teori di kelas, tetapi juga dari pengalaman spiritual dan budaya yang hidup di masyarakat,” ujarnya.
Para mahasiswa asing tampak antusias mengikuti jalannya upacara. Beberapa bahkan ikut membuat gebogan dan pejor, yakni unsur penting dalam upacara Hindu di Bali, sembari bertanya mengenai makna di balik setiap simbol. Tidak hanya itu, mereka juga menikmati sajian tarian sakral yang ditampilkan, seperti rejang sari yang dibawakan oleh Ikatan Wanita Warmadewa (Iwanwar).
Bagi mereka, pengalaman ini adalah kesempatan langka untuk memahami lebih dalam karakter masyarakat Bali yang dikenal religius, humanis, dan sarat dengan nilai spiritual.
Ketua Yayasan Shri Kesari Warmadewa, Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., menekankan bahwa Hari Raya Saraswati harus dimaknai lebih dari sekadar upacara. “Saraswati adalah hari pencerahan, turunnya ilmu pengetahuan. Dengan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai pegangan hidup, kita bisa menemukan solusi atas berbagai persoalan duniawi,” katanya.
Menurutnya, dengan investasi serius pada dunia pendidikan dan pengetahuan, Warmadewa akan terus tumbuh sebagai kampus yang mampu bersaing di tingkat global. Kehadiran mahasiswa asing menjadi indikator bahwa Unwar sudah berada di jalur yang benar untuk mewujudkan visi 2034.
Sejak beberapa tahun terakhir, Unwar telah menyiapkan berbagai langkah menuju internasionalisasi. Program studi berorientasi global, peningkatan riset kolaboratif, serta kegiatan pengenalan budaya kepada mahasiswa internasional menjadi pilar utama.
Upacara Saraswati yang dihadiri mahasiswa asing ini menegaskan posisi Unwar sebagai perguruan tinggi yang memadukan kekuatan budaya lokal dengan visi global. Spirit Sapta Bayu yang dipegang kampus ini, yakni tekad untuk terus bersyukur, berkarya, dan berbagi, sehingga diyakini akan menjadi landasan kokoh dalam menyongsong Warmadewa Go Global 2034. “Dengan menjunjung tinggi tradisi dan kearifan lokal, kita justru bisa semakin dikenal di tingkat internasional. Bali memiliki daya tarik yang unik, dan melalui pendidikan, daya tarik ini bisa kita bagikan ke seluruh dunia,” imbuhnya.
Upacara Saraswati kali ini ditutup dengan pujawali di Pura Swagina, yang berlangsung meriah dengan iringan doa, tabuhan gamelan, serta tarian rejang sari. Suasana khidmat dan penuh harmoni semakin lengkap dengan partisipasi mahasiswa asing yang ikut larut dalam ritual.
Momen ini tidak hanya memperlihatkan kuatnya akar budaya di Universitas Warmadewa, tetapi juga menegaskan arah baru kampus menuju go global. Perayaan keagamaan yang dilaksanakan dengan khusyuk di tingkat lokal, justru menjadi pintu masuk untuk menjalin persahabatan, pemahaman, dan kolaborasi di tingkat internasional.
Dengan kehadiran mahasiswa asing yang semakin meningkat, serta komitmen seluruh sivitas akademika untuk terus berinovasi, Warmadewa optimistis bisa menggemakan namanya di Asia Tenggara bahkan dunia pada tahun 2034.(kbh2)


