October 27, 2025
Ekonomi Pendidikan

KUR Jadi Andalan UMKM, Namun Koperasi, LPD, dan BPR Tetap Jadi Pilihan Utama

Denpasar-kabarbalihits

Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih menjadi salah satu program unggulan pemerintah yang banyak dinantikan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan bunga rendah, KUR dinilai mampu memberikan ruang gerak lebih besar bagi pengusaha kecil untuk mengembangkan usaha. Akan tetapi, di balik peluang tersebut, tidak sedikit pelaku usaha yang lebih memilih jalur pembiayaan lain seperti koperasi, Lembaga Perkreditan Desa (LPD), maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena dianggap lebih praktis dan dekat dengan kebutuhan masyarakat.

Akademisi Universitas Warmadewa (Unwar), Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, S.E., M.Si., menegaskan bahwa dari berbagai riset yang ia baca, KUR memang terbukti membantu banyak UMKM untuk berkembang. Namun, ia juga menemukan bahwa minat masyarakat terhadap koperasi dan lembaga keuangan lokal tetap tinggi, bahkan dalam beberapa kasus lebih dipilih dibandingkan KUR.

“Banyak pengusaha UMKM yang berhasil karena terbantu dengan adanya KUR. Namun, jangan dilupakan bahwa masih banyak juga masyarakat yang belum tahu cara mengaksesnya, atau merasa prosesnya berbelit. Sementara koperasi, LPD, dan BPR menawarkan birokrasi lebih sederhana, pencairan cepat, dan pendekatan kekeluargaan,” ungkapnya.

Menurut Suyatna, faktor utama yang membuat KUR kadang kurang diminati adalah panjangnya prosedur pengajuan. Meskipun bunganya kecil, aturan yang kompleks, waktu tunggu lama, serta pelayanan yang belum optimal sering membuat pelaku UMKM enggan mengurusnya. “Kalau prosesnya rumit, mereka malas. Padahal, yang paling penting bukan hanya suku bunga, tapi juga kenyamanan dalam mengakses layanan,” tambahnya.

Sebaliknya, lembaga keuangan seperti koperasi, LPD, dan BPR lebih cepat dalam melayani kebutuhan permodalan masyarakat. Di Bali, misalnya, hasil riset yang ia lakukan berkali-kali menunjukkan masyarakat lebih condong memanfaatkan LPD atau koperasi. Alasannya sederhana, yakni lebih mudah dipahami, pencairan tidak rumit, dan adanya ikatan sosial yang membuat pengajuan lebih fleksibel.

Baca Juga :  Gencar Teriakan Bersama JRX Di Depan Kajati Bali Hingga Kumpulkan Donasi Untuk Pengungsi Lewotolok

“Meski bunga lebih tinggi, masyarakat tetap memilih koperasi atau LPD karena pendekatan kekeluargaan. Misalnya, pencairan bisa lebih gampang karena adanya jaminan hubungan kekerabatan atau kedekatan sosial. Inilah yang membuat lembaga-lembaga lokal ini tetap kuat dan diminati,” jelas Suyatna yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang SDM, Keuangan, dan Operasional Unwar.

Fenomena ini membuktikan bahwa lembaga keuangan berbasis komunitas tidak kalah peminat dibandingkan KUR. Bahkan, keunggulan dalam aspek kedekatan sosial, kecepatan layanan, dan fleksibilitas sering menjadi alasan utama masyarakat menempatkan kepercayaan mereka pada koperasi dan LPD.

Ke depan, menurutnya, pemerintah memang perlu terus mendorong pengembangan KUR agar semakin mudah diakses, tetapi juga penting untuk memperkuat peran koperasi, LPD, dan BPR yang sudah terbukti dekat dengan masyarakat. “Jangan sampai KUR hanya dilihat sebagai satu-satunya solusi. Lembaga keuangan lokal harus tetap dikembangkan karena terbukti menjadi penopang utama bagi UMKM, khususnya di daerah-daerah,” tegasnya.(kbh2)

Related Posts