October 27, 2025
Pendidikan

Edukasi DAGUSIBU di Desa Sibanggede, Fakultas Farmasi Unmas Denpasar Wujudkan Keluarga Sadar Obat untuk Kesehatan Masyarakat

Badung-kabarbalihits

Pengetahuan masyarakat tentang obat masih menjadi isu penting dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. Tidak jarang, penggunaan obat yang keliru justru menimbulkan masalah baru seperti efek samping, resistensi antibiotik, hingga kegagalan terapi. Hal inilah yang melatarbelakangi Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar menggelar program pengabdian masyarakat dengan topik DAGUSIBU di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

DAGUSIBU merupakan akronim dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan benar. Program ini merupakan bagian dari Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) yang diinisiasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) sejak 2014. Tujuannya, meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat agar mampu menggunakan obat secara tepat, rasional, dan aman.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat sesuai kebutuhan klinis, dalam dosis yang tepat, serta dalam jangka waktu yang sesuai. Namun faktanya, praktik swamedikasi atau pengobatan sendiri di masyarakat masih sering dilakukan tanpa informasi yang cukup. Misalnya, penyimpanan obat di rumah tanpa memperhatikan aturan, pembelian antibiotik tanpa resep dokter, hingga penggunaan obat secara berulang tanpa dosis yang jelas.

Perilaku ini tidak hanya membahayakan pasien, tetapi juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang lebih luas. “Resistensi antibiotik adalah salah satu ancaman serius akibat penggunaan obat yang tidak tepat. Bila ini dibiarkan, efektivitas pengobatan akan semakin menurun,” ungkap Ketua tim pengabdian dari Fakultas Farmasi Unmas Denpasar, apt. I Putu Tangkas Suwantara, S.Farm., M.Farm.

Tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari dosen dan apoteker, yakni apt. Fitria Megawati, S.Farm., apt. Ni Putu Dewi Agustini, S.Farm., M.Farm., apt. Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Sari, S.Farm., M.Farm., serta Luh Santhi Utami Wiryani, S.Farm., M.Farm., hadir langsung memberikan edukasi kepada warga Desa Sibanggede.

Baca Juga :  Yaga Yingde Group Indonesia Resmikan Kantor Cabang di Abiansemal, Komit Salurkan Beasiswa Pendidikan Pada Anak Kurang Mampu 

Materi yang disampaikan tidak hanya sebatas teori, melainkan juga praktik langsung mengenai cara mendapatkan obat dengan benar di fasilitas resmi, memahami aturan pakai obat, teknik penyimpanan sesuai jenis sediaan, hingga cara membuang obat yang sudah kedaluwarsa agar tidak mencemari lingkungan.

Setiap warga negara berhak memperoleh informasi dan pelayanan kesehatan yang baik, termasuk tentang penggunaan obat. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang menegaskan bahwa pengamanan serta penggunaan sediaan farmasi merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Desa Sibanggede sendiri memiliki potensi sumber daya alam dan manusia yang cukup besar dalam mendukung pembangunan desa. Dengan jumlah penduduk yang tersebar di 12 banjar, tercatat ada 1.168 orang lansia yang menjadi kelompok rentan terhadap masalah penggunaan obat.

Sebelumnya, masyarakat desa ini juga telah mendapatkan edukasi mengenai pemanfaatan obat tradisional. Program lanjutan dengan fokus pada DAGUSIBU dinilai penting agar masyarakat semakin sadar tentang penggunaan obat modern yang sering mereka jumpai di kehidupan sehari-hari.

Kepala Desa maupun tokoh masyarakat pun menyambut positif kegiatan ini. Mereka berharap edukasi serupa dapat terus dilakukan, terutama kepada generasi muda dan pelajar agar kebiasaan bijak dalam penggunaan obat terbentuk sejak dini.

Selain DAGUSIBU, tim juga memperkenalkan program Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Kedua program ini saling melengkapi dalam memberikan pemahaman komprehensif tentang cara mengenali, menggunakan, dan menangani obat secara tepat.

Peran apoteker sangat vital dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Melalui kegiatan pengabdian ini, tim pengabdian ingin mendekatkan profesi farmasi dengan masyarakat agar mereka tidak ragu berkonsultasi tentang obat.

Keberhasilan program DAGUSIBU di Desa Sibanggede menjadi bukti bahwa edukasi kesehatan berbasis komunitas sangat efektif meningkatkan kesadaran masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat diharapkan tidak hanya mampu menjaga kesehatan dirinya sendiri, tetapi juga keluarganya.(r)

Related Posts