
Kedis Mewali ke Bali: Pulangnya Perkici Dada Merah, Simbol Kebangkitan Warisan Hayati Indonesia
Denpasar-Kabarbalihits
Di tengah semarak Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2025, sebuah kisah pulang yang sarat makna terukir di Taman Safari Bali. Sebanyak 20 ekor Perkici Dada Merah (Trichoglossus forstenimitchellii), burung endemik Bali dan Lombok yang selama bertahun-tahun tinggal di luar negeri, akhirnya kembali menjejak tanah air.
Momen ini bukan sekadar kepulangan, melainkan simbol kebangkitan warisan hayati bangsa, lahir dari kolaborasi lintas benua antara Paradise Park (UK), World Parrot Trust, Taman Safari Bali, serta dukungan Kementerian Kehutanan dan BKSDA Bali.
Perjalanan Pulang yang Penuh Harapan
Dari Cornwall, Inggris, 16 Juli 2025, rombongan kecil bersayap ini memulai perjalanan panjang melalui London – Doha – Bali dengan Qatar Airways. Setelah tiba di Pulau Dewata pada 17 Juli sore, mereka langsung memasuki fasilitas karantina khusus di Taman Safari Bali. Di sini, pemeriksaan kesehatan,observasi perilaku, dan adaptasi lingkungan dilakukan sesuai standar kesejahteraan satwa internasional, langkah awal menuju kehidupan baru di tanah kelahirannya.
Pelatihan & Persiapan Fasilitas
Menjelang kedatangan, Taman Safari Bali menghadirkan Head Keeper dari Paradise Park UK untukmelakukan pelatihan teknis bagi tim keeper Indonesia. Materi pelatihan mencakup teknik handling, pemberian pakan, hingga enrichment, memastikan setiap individu mendapatkan perawatan terbaik.
Fasilitas kandang juga dibangun dari awal mengikuti desain yang aman, nyaman, dan sesuai kebutuhanbiologis Perkici Dada Merah.
Lebih dari Sekadar Konservasi
Dengan bulu hijau cerah, dada merah menyala, dan sifat lincahnya, Perkici Dada Merah adalah salah satupermata alam Indonesia. Namun, keindahan ini sempat terancam hilang akibat perburuan danperdagangan ilegal. “Program ini bukan hanya memulangkan burung, tapi mengembalikan harapan. Inilah awal dari upayareintroduksi mereka ke habitat alaminya di masa depan,” ujar Ari Janiawati, Kurator Taman Safari Bali.
Angela D’Alessio, Indonesia Coordinator World Parrot Trust menambahkan, “Kolaborasi ini membuktikanbahwa konservasi adalah tanggung jawab bersama, melampaui batas negara.”
Kedis Mewali: Burung Pulang, Harapan Pulang

Mengambil semangat dari bahasa Bali, Kedis mewali ke Bali—yang berarti “burung pulang”, menjadi simbol gerakan konservasi ini. Kepulangan mereka adalah ajakan bagi seluruh masyarakat untuk turut menjaga kekayaan hayati Indonesia, demi generasi yang akan datang. (r)
——————————————
Tentang Taman Safari Bali
Taman Safari Bali adalah lembaga konservasi modern yang berkomitmen pada pelestarian satwa liar melalui program edukasi, penelitian, dan reintroduksi. Dengan fasilitas berstandar internasional dan timprofesional, Taman Safari Bali menjadi mitra strategis dalam upaya pelestarian keanekaragaman Hayati indonesia.
Untuk Informasi Lebih Lanjut:
Marketing – Taman Safari Bali
📧 info@balisafarimarinepark.com
📞 (0361) 950000


