
PKM Unwar Dorong Pertumbuhan Usaha Ayam Potong di Desa Muncan
Karangasem-kabarbalihits
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) tahun 2025 menjadi angin segar bagi para pelaku usaha ayam potong di Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Melalui serangkaian penyuluhan, pendampingan, dan bantuan peralatan, program ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan usaha sekaligus memperkuat daya saing para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Desa Muncan dikenal sebagai salah satu sentra peternakan ayam potong di Karangasem. Wilayah ini memiliki topografi yang sejuk, lingkungan yang asri, serta kondisi geografis yang mendukung usaha peternakan. Banyak warganya menggantungkan mata pencaharian pada usaha ini, baik untuk kebutuhan konsumsi harian maupun untuk menunjang upacara keagamaan yang rutin digelar di Bali.
Salah satu pelaku usaha lokal, I Wayan Rudi, telah menekuni usaha peternakan ayam potong selama lebih dari sepuluh tahun. Usahanya tidak hanya terbatas pada menjual ayam potong segar, tetapi juga mengolahnya menjadi ayam panggang dan ayam betutu yang banyak digunakan untuk upacara adat maupun acara keluarga. Meski memiliki pelanggan tetap, usaha Rudi masih menemui sejumlah hambatan.
“Tempat untuk membuat betutu yang kami miliki saat ini belum memadai untuk produksi dalam jumlah besar. Selain itu, promosi produk kami juga masih terbatas, sehingga jangkauan pasar belum luas,” ujar Rudi.
Kondisi tersebut menjadi perhatian tim PKM Unwar yang diketuai oleh Dr. Putu Indah Hapsari, S.E., M.M. Melalui program pengabdian masyarakat yang digelar pada Juli 2025, tim melakukan intervensi langsung guna meningkatkan kapasitas pelaku usaha, khususnya dalam dua aspek penting, yakni literasi keuangan dan media komunikasi pemasaran.
Menurut Indah, kedua aspek tersebut seringkali menjadi tantangan utama bagi UMKM, terlebih setelah terpaan pandemi COVID-19 yang sempat melemahkan perekonomian. “Banyak pelaku usaha sebenarnya memiliki produk berkualitas, namun kurang memahami pengelolaan keuangan yang sehat dan strategi promosi yang efektif. PKM ini kami rancang untuk menjawab kebutuhan tersebut,” jelasnya.
Penyuluhan literasi keuangan dibawakan oleh Dr. Bayu Pasupati, S.Ak., M.M., yang menekankan pentingnya manajemen keuangan sebagai fondasi pertumbuhan usaha. Ia menjelaskan bahwa literasi keuangan yang baik membantu pelaku usaha menghindari kesalahan pengelolaan modal, memisahkan keuangan pribadi dan usaha, serta membuat rencana keuangan jangka panjang.
“Dengan pemahaman yang baik, pelaku usaha akan lebih siap dalam menghadapi fluktuasi pasar, bisa merencanakan pengembangan usaha, dan meminimalkan risiko kerugian,” kata Bayu.
Sementara itu, penyuluhan terkait media komunikasi pemasaran dibawakan oleh Dr. Putu Ngurah Suyatna, S.E., M.Si. Ia menyoroti pentingnya memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar. “Promosi tidak hanya dilakukan secara tradisional dari mulut ke mulut, tetapi juga melalui media sosial, pemasaran online, dan kerja sama dengan penyedia stok ayam. Bahkan, layanan antar pesanan dalam radius tertentu bisa menjadi nilai tambah yang membuat pelanggan lebih loyal,” ungkapnya.
Selain memberikan edukasi, tim PKM Unwar juga menyalurkan bantuan berupa tempat presto atau perebus ayam berukuran lebih besar. Peralatan ini diharapkan dapat mempercepat proses produksi ayam olahan seperti betutu dan panggang, sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produknya.
Bantuan ini disambut gembira oleh I Wayan Rudi. Menurutnya, dengan adanya peralatan baru, proses produksi akan lebih efisien dan memungkinkan dirinya menerima pesanan dalam jumlah yang lebih besar, terutama saat musim upacara dan hari-hari raya.
Program ini mendapat apresiasi positif dari masyarakat setempat. Sejumlah pelaku usaha di Desa Muncan yang mengikuti pelatihan mengaku mendapatkan wawasan baru, khususnya dalam hal mengatur keuangan usaha, mencatat pemasukan dan pengeluaran secara terstruktur, hingga membuat strategi promosi yang lebih kreatif dan tepat sasaran.
Bagi Universitas Warmadewa, keberhasilan PKM ini bukan hanya diukur dari peningkatan omzet para pelaku usaha, tetapi juga dari kemampuan mereka menerapkan ilmu yang diperoleh untuk keberlanjutan usaha. “Kami ingin program ini memberi dampak jangka panjang. Harapannya, para pelaku usaha di Desa Muncan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan usaha berbasis potensi lokal,” kata Dr. Putu Indah.
Selain memberikan pelatihan dan peralatan, tim PKM juga membuka peluang pendampingan lanjutan bagi pelaku usaha yang ingin mengembangkan branding produk atau mengakses pasar yang lebih luas. Hal ini selaras dengan visi Unwar untuk mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.
Dengan potensi alam yang mendukung, keterampilan masyarakat yang mumpuni, dan dukungan dari lembaga pendidikan, Desa Muncan berpeluang besar menjadi sentra pengolahan ayam olahan yang dikenal tidak hanya di Karangasem, tetapi juga di pasar Bali secara umum.
Melalui PKM 2025 ini, Universitas Warmadewa menunjukkan komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat, membawa solusi konkret bagi persoalan riil, serta menumbuhkan optimisme baru bagi pelaku UMKM untuk terus berkembang.
Jika konsistensi pendampingan dan pengembangan ini terjaga, bukan tidak mungkin usaha ayam potong dan olahan dari Desa Muncan akan menembus pasar yang lebih luas, membawa manfaat ekonomi yang signifikan, dan menjadi kebanggaan daerah. (r)