
40 Karya Lukis Dipamerkan di IIAC Bali 2025, Perpaduan Kreativitas Seniman Indonesia dan Mancanegara
Badung-kabarbalihits
Sebanyak 40 karya lukis dari 28 seniman Indonesia dan mancanegara menghiasi Galeri ZEN1, Kuta, Badung, dalam ajang Indonesia International Art Connection (IIAC) – Bali 2025 yang dibuka pada Sabtu (9/8/2025).
IIAC 2025 yang berlangsung hingga 15 Agustus mendatang, dibuka oleh I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem.
Menurut Direktur Galeri ZEN1, Nicolaus F. Kuswanto, IIAC lahir dari kolaborasi dan pertukaran budaya lintas negara sejak 2017, melibatkan perupa Indonesia, Vietnam, dan Jepang, kini merambah Malawi. Pameran perdana di Bali ini menghadirkan 40 karya dari 28 seniman, menjadikan seni sebagai bahasa universal untuk mempertemukan, berdialog, dan merayakan kreativitas bersama.
“grup ini sudah terbentuk, seniman Indonesia berteman dengan seniman Vietnam kemudian berkembang. Mereka trip ke negara lainnya, mereka berkumpul menjadi IIAC,” jelasnya.
Dari koleksi yang dipamerkan, khususnya karya seniman Indonesia, sejumlah lukisan mengangkat tema terbaru terinspirasi dari kehidupan sehari-hari, dengan penekanan pada warna.
“warna menyesuaikan dengan keseharian, karena tematik seniman yang ada di pulau Bali berdasarkan apa yang dialami, belum tentu yang dia tahu dari dunia luar,” pungkasnya.
Nicolaus berharap ajang ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga berkembang menjadi event berskala lebih besar di dalam maupun luar negeri.
Sementara, I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem menilai Kuta sebagai lokasi pameran tidak hanya sebagai salah satu destinasi wisata, juga memiliki nilai historis karena menjadi pusat interaksi kebudayaan para tokoh seni di masa lalu.
Diharapkan pameran perdana ini menjadi agenda rutin, sebab baginya ajang ini tidak hanya sekedar bertemu dan membagikan kisah antar seniman yang mempengaruhi dimasa lalu, juga memberikan kontribusi dari rumpun budaya timur dalam perkembangan budaya global.
“yang tentu kita sadari sekarang banyak sekali didominasi oleh algoritme, harapannya Bali tidak hanya menjadi sebuah ruang inspirasi tapi memang benar bisa menjadi pusat kebudayaan dunia nantinya,” harap Marlowe Bandem.
Pelukis asal Yogyakarta, Erica Hestu Wahyuni, menampilkan karya yang terinspirasi dari beragam budaya Bali, khususnya perayaan kemakmuran panen padi. Karyanya identik dengan warna-warna cerah.
“saya suka dengan warna-warna yang cerah, tapi sebenarnya event ini dari pelukis berbagai negara, kita ingin kearah persahabatan dan menyerukan damai itu sangat membahagiakan,” katanya.
Pameran ini juga diharapkan memberi edukasi bagi seniman luar negeri tentang sisi lain Bali melalui seni lukis. Banyak seniman asing mengaku antusias bertemu seniman Bali yang terkenal ramah. Erica berharap, kedepan semakin banyak seniman dunia yang berpartisipasi dalam IIAC, termasuk di wilayah lain di Indonesia.
Pembukaan IIAC 2025 turut dihadiri seniman dan politisi Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri serta pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie.(kbh1)