August 10, 2025
Pendidikan

PKM Unwar, Dorong Industri Batako Desa Muncan Tembus Pasar Lebih Luas

Karangasem-kabarbalihits

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali. Tahun ini, pengabdian juga diarahkan pada pengembangan industri pengolahan pasir menjadi batako di Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

Pandemi COVID-19 sempat mengguncang berbagai sektor ekonomi, termasuk industri besar yang banyak mengalami penurunan produksi bahkan penutupan usaha. Namun, di tengah keterpurukan tersebut, UMKM justru mencatatkan pertumbuhan jumlah pelaku yang signifikan. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan di sektor formal memilih beralih menggeluti usaha kecil sebagai sumber penghasilan baru.

Salah satu usaha yang mampu bertahan bahkan berkembang adalah industri batako di Desa Muncan. Berbekal kekayaan sumber daya alam, desa ini memiliki pasir dan air melimpah yang menjadi bahan baku utama pembuatan batako. Ditambah lagi, sebagian besar penduduknya adalah petani yang dapat menjadi tenaga kerja tambahan saat dibutuhkan.

Salah satu pelaku usaha, I Made Suara, yang mengelola industri batako di Banjar Dinas Pakudansih, mengungkapkan bahwa meski usahanya sudah berjalan lebih dari lima tahun, tantangan masih kerap dihadapi. “Kami belum sepenuhnya paham cara mengelola keuangan usaha. Pemasaran pun masih mengandalkan cara-cara tradisional, belum memanfaatkan media digital secara optimal. Peralatan produksi kami juga masih sederhana, sehingga sulit untuk meningkatkan kapasitas produksi,” ujarnya.

Melihat potensi besar sekaligus kendala yang ada, Universitas Warmadewa melalui PKM Unwar 2025 hadir memberikan pendampingan. Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, S.E., M.Si., yang menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Kami memberikan penyuluhan terkait literasi keuangan dan strategi komunikasi pemasaran kepada mitra UMKM, agar mereka bisa mengelola usaha secara lebih profesional dan menjangkau pasar yang lebih luas,” jelas Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa.

Baca Juga :  Prodi S1 Peternakan Unwar Raih Akreditasi Unggul

Dalam materi literasi keuangan, Dr. Putu Indah Hapsari, S.E., M.M., memaparkan pentingnya pencatatan dan pengelolaan keuangan yang baik. “Literasi keuangan membantu pelaku usaha memahami dan mengendalikan arus kas, menyusun anggaran, serta membuat laporan keuangan yang akurat. Dengan pemahaman yang baik, keputusan bisnis akan lebih tepat dan berkelanjutan,” tegasnya.

Sementara itu, Ni Luh Putu Mita Miati, S.E., M.Si., memberikan penyuluhan terkait media komunikasi pemasaran. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan berbagai saluran, mulai dari media sosial, situs web, hingga aplikasi seluler untuk memperluas jangkauan. “Kami mengajarkan bagaimana memilih media yang efektif dan cara menyampaikan pesan pemasaran yang tepat sasaran, sehingga produk batako Desa Muncan dapat dikenal di pasar yang lebih luas,” ungkapnya.

Tidak hanya memberikan pelatihan, Unwar juga menyerahkan bantuan alat produksi berupa gerobak sorong (artco) untuk mempermudah pemindahan material. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku usaha.

Keunggulan industri batako di Desa Muncan tidak hanya terletak pada bahan baku yang berlimpah, tetapi juga pada letak strategis desa ini. Muncan menjadi jalur utama angkutan truk pasir dari Galian C di Desa Sebudi dan Desa Pura, sehingga suplai pasir untuk produksi batako press selalu terjaga.

Dari sisi permintaan, prospek pasar batako terbilang cerah. Sebagai salah satu bahan utama konstruksi rumah, kebutuhannya terus meningkat seiring pembangunan yang berlangsung di berbagai wilayah. Selain itu, keterbatasan pasokan tanah liat untuk pembuatan batu bata merah membuat batako berbahan dasar pasir dan semen menjadi alternatif yang semakin diminati.

Ketersediaan tenaga kerja juga menjadi faktor pendukung. Penduduk yang mayoritas petani memiliki fleksibilitas waktu untuk terlibat dalam produksi batako, sehingga pengusaha tidak kesulitan mencari pekerja. Kombinasi potensi sumber daya alam, tenaga kerja, dan permintaan pasar inilah yang menjadi alasan kuat Unwar memilih Desa Muncan sebagai lokasi pengabdian tahun ini.

Baca Juga :  Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud "BERAKSI" Memperingati Hari Anak Nasional 2022

Program kemitraan yang berlangsung pada Juli 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat membawa dampak positif yang konkret. Bagi Unwar, keberhasilan ini bukan hanya tentang meningkatkan produktivitas UMKM, tetapi juga tentang menanamkan semangat kemandirian ekonomi desa.

“Harapan kami, setelah pendampingan ini, industri batako di Desa Muncan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas dengan produk berkualitas dan pemasaran yang efektif,” tutup Suyatna Yasa.

Dengan dukungan pengetahuan, keterampilan, dan sarana produksi, masa depan industri batako Desa Muncan diyakini akan semakin cerah, sekaligus menjadi contoh bagaimana UMKM lokal bisa bangkit dan tumbuh pasca-pandemi.(r)

Related Posts