October 27, 2025
Pendidikan

Tim PKM Unwar Tingkatkan Kemampuan Bahasa Iklan dan E-Marketing Penenun Songket di Desa Gelgel

Klungkung-kabarbalihits

Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung, telah lama dikenal sebagai pusat penghasil songket berkualitas tinggi. Kain tenun dengan motif khas dan filosofi mendalam ini merupakan warisan budaya yang berharga. Namun, di era digital yang serba cepat, metode pemasaran konvensional yang selama ini diterapkan, seperti pameran dan penjualan langsung di galeri, dirasa kurang optimal untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Menyadari kebutuhan ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Warmadewa (Unwar) berinisiatif menyelenggarakan program peningkatan kemampuan pemasaran digital bagi para penenun songket di Desa Gelgel, senin (4/8).

Program ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat daya saing produk songket di tengah persaingan global, sekaligus melestarikan warisan budaya Bali melalui pendekatan teknologi pemasaran modern. Inisiatif ini bukan hanya sekadar memberikan pelatihan, tetapi juga membuka peluang baru bagi para penenun untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan.

Ketua Tim PkM Unwar, I Made Astu Mahayana, S.S., M.Hum., menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk membekali para penenun dengan berbagai keterampilan penting dalam pemasaran digital. Pelatihan mencakup teknik menulis iklan yang persuasif, fotografi dan videografi produk berkualitas tinggi, serta strategi pengelolaan akun media sosial, khususnya Instagram, agar lebih menarik dan efektif.

“Kami melihat potensi besar dalam pemanfaatan platform digital untuk mempromosikan songket Gelgel. Instagram, misalnya, dapat menjadi etalase digital yang menjangkau calon pembeli dari berbagai daerah, bahkan mancanegara. Dengan konten yang menarik dan narasi yang persuasif, kami yakin para penenun dapat menarik perhatian konsumen potensial,” ujar Astu Mahayana.

Lebih lanjut, tim PkM tidak hanya memberikan pelatihan teoritis, tetapi juga pendampingan praktis. Para penenun didampingi dalam pembuatan katalog digital yang berisi foto-foto produk berkualitas tinggi dan deskripsi yang informatif. Selain itu, mereka juga dilatih dalam pencatatan arus kas sederhana untuk membantu pengelolaan keuangan usaha yang lebih baik. Sebagai panduan jangka panjang, tim PkM juga menyediakan Booklet Tutorial “Panduan Promosi Kreatif” yang berisi tips dan trik praktis dalam melakukan promosi secara mandiri.

Baca Juga :  Biro Perencanaan dan Keuangan Unud Selenggarakan Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan

Hasil dari program ini sudah mulai terlihat. Akun Instagram para mitra penenun kini lebih aktif dan memuat konten berkualitas, dengan narasi iklan yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Konten-konten ini dirancang untuk menarik perhatian calon pembeli dengan menonjolkan keindahan, keunikan, dan nilai budaya dari songket Gelgel.

Keberhasilan program ini tidak hanya dirasakan oleh para penenun, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi mahasiswa yang terlibat dalam tim PkM. Kegiatan ini sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus dan berkontribusi langsung kepada masyarakat. Selain itu, program ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Pendidikan Berkualitas dan Pekerjaan Layak serta Pertumbuhan Ekonomi.

Dengan keterampilan baru yang diperoleh, para penenun songket Desa Gelgel diharapkan dapat mengembangkan strategi pemasaran secara mandiri dan memperluas jangkauan pasar mereka hingga ke tingkat nasional maupun internasional. Tim PkM Universitas Warmadewa berkomitmen untuk terus mendampingi para penenun agar produk songket Desa Gelgel semakin dikenal luas dan tetap menjadi kebanggaan budaya Bali.

Sebagai penutup, program peningkatan kemampuan pemasaran digital ini merupakan investasi jangka panjang dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya Bali. Dengan menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern, para penenun songket Desa Gelgel dapat bersaing di pasar global tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap tenunan mereka. Inisiatif ini menjadi contoh bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan.(r)

Related Posts