July 16, 2025
Daerah Kesehatan

1st Pan‑Asia Conference of Dermatology 2025 dan XX PIT PERDOSKI: Kolaborasi Asia untuk Kesehatan Kulit Global

Badung-kabarbalihits

Ribuan dokter spesialis kulit dan kelamin dari berbagai negara Asia berkumpul dalam 1st Pan‑Asia Conference of Dermatology 2025, yang digelar bersamaan dengan XX (20th) PIT PERDOSKI (Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Kamis (10/7/2025).

Berlangsung selama 3 hari, 10-13 Juli 2025 dengan mengusung tema ‘Empowering the Leading Role of Dermatology, Venereology, and Aesthetic Specialists in Enhancing Skin Health from Asia to the World’, konferensi ini menyoroti peran penting para ahli dermatologi Asia dalam memajukan kesehatan kulit di tingkat global, sekaligus menjawab tantangan terkini dunia medis.

Ketua Panitia Pelaksana PIT XX Perdoski Denpasar dan 1st PAN ASIA, Dr. dr. Ketut Kwartantaya Winaya, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K., FINSDV, FAADV menyampaikan, Pertemuan ilmiah Tahunan (PIT) XX PERDOSKI 2025 dan 1st PAN Asia Conference of Dermatology merupakan momen yang sangat berharga, karena tidak hanya memperbarui ilmu dan praktik klinis, tapi juga dapat mempererat jaringan dan kolaborasi antarnegara dalam semangat kebersamaan dan kemajuan.

Ditengah arus informasi yang deras dan perubahan gaya hidup masyarakat, peran dokter DVE (Dermatologi, Venerologi, Estetika) disebut semakin strategis tidak hanya sebagai penyedia layanan, tapi juga sebagai sumber informasi terpercaya, pendidik, dan pionir perubahan sosial di bidang kesehatan kulit dan kelamin.

Menurutnya, Asia memiliki potensi besar dalam keragaman kasus, karakter kulit yang khas, dan budaya lokal yang unik. Melalui forum ini, pihaknya mendorong para spesialis dari Asia untuk saling belajar, saling memperkuat, dan tampil sebagai pemimpin dalam praktik dan keilmuan dermatologi global.

“spesialis DVE tidak hanya dituntut untuk terampil secara klinis, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak edukasi publik, advokasi kesehatan kulit, serta berkontribusi dalam pengembangan standar layanan dan inovasi medis yang relevan dengan tantangan Asia dan dunia,” jelasnya saat konferensi pers.

Baca Juga :  Hadiri Silaturahmi Idul Adha, Putu Parwata Ajak Masyarakat Badung Jaga Kebhinekaan

Rangkaian kegiatan ini meliputi simposium ilmiah selama tiga hari, workshop klinis, penghargaan FINSDV dan FAADV, bakti sosial di SLB Negeri 1 Badung, serta Cultural Night di Garuda Wisnu Kencana.

Topik yang dibahas meliputi teknologi laser dan energy-based devices yang disesuaikan untuk jenis kulit Asia, inovasi terapi biologis dan small molecules untuk penyakit kulit kronis seperti psoriasis dan dermatitis atopik, hingga riset terkini tentang mikrobioma kulit dan rambut.

“kami berharap para peserta akan pulang dengan ilmu baru, semangat kolaboratif yang menyala, dan ikatan profesional yang semakin kokoh,” harapnya.

Senada yang dikatakan Ketua Umum Perdoski, Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E. Subsp. Ven., FINSDV, FAADV, PIT XX PERDOSKI 2025 ini terasa sangat istimewa karena berlangsung bersamaan dengan 1st PAN Asia Conference of Dermatology dan dihadiri lebih dari 2.000 peserta dari berbagai negara.

Hanny Nilasari merasa bersyukur karena menjadi tuan rumah dari pertemuan yang tidak hanya berskala nasional, tetapi juga regional dan internasional.

Baginya agenda yang bertemakan ‘Empowering the Leading Role of Dermatology, Venereology, and Aesthetic Specialists in Enhancing Skin Health From Asia to The World’ merupakan cerminan komitmennya untuk menjadikan para dokter spesialis DVE di Indonesia tidak hanya berdaya di dalam negeri, tetapi juga berkontribusi aktif dalam panggung dermatologi dunia.

“acara ini menghadirkan simposium ilmiah, workshop klinis, pertukaran pengetahuan, dan tentu saja ruang bagi jejaring profesional lintas negara. Namun lebih dari itu, kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai kekeluargaan, kolaborasi, dan kemajuan bersama menjadi jiwa dari seluruh rangkaian kegiatan,” ucapnya.

Langkah selanjutnya PERDOSKI sedang mempersiapkan pencalonan (bidding) untuk menjadi tuan rumah World Congress of Dermatology (WCD) 2031. Pihaknya meyakini bahwa Indonesia mampu menghadirkan kongres dermatologi dunia.

Baca Juga :  Masuki Penghujung Tahun 2023, Badung Gelontor Rp 2,9 M Lebih Untuk 36 Korban Bencana

“Ini adalah mimpi besar kami, dan kami percaya bahwa dengan dukungan dari seluruh kolega di Asia dan dunia, Indonesia mampu menghadirkan kongres dermatologi dunia yang membanggakan,” ujarnya.

Konferensi ini juga memberi ruang bagi isu sosial yang sering terlupakan, seperti stigma terhadap vitiligo dan kusta, serta pentingnya edukasi kesehatan seksual bagi remaja. Sesi khusus emerging infectious diseases membahas risiko penyakit menular baru dan penyakit tropis terabaikan yang masih menjadi tantangan di Asia.

Tak ketinggalan, acara workshop praktikal di Rumah Sakit Universitas Udayana menghadirkan pelatihan langsung bagi dokter, dari teknik bedah hingga penggunaan alat mutakhir.

Lainnya, Prof. Dr. dr. M. Yulianto Listiawan, Sp.D.V.Ε., Subsp O.B.K., FINSDV, FAADV, selaku President Asian Academy of Dermatology and Venereology (AADV) mengutarakan kebahagiannya karena dapat berpartisipasi dalam forum luar biasa ini. Dipandang PIT XX dan 1st PAN Asia Conference of Dermatology adalah tonggak penting dalam sejarah dermatologi Asia.

Pihaknya mengapresiasi PERDOSKI yang terus menyelenggarakan acara berskala internasional secara konsisten, serta menyambut baik adanya pengukuhan FAADV dalam acara ini, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi di bidang dermatologi.

“kami percaya bahwa tantangan dermatologi tidak mengenal batas negara, begitu pura solusi kita. Melalui pertemuan ini, kita berbagi perspektif, memperkuat jaringan, dan mendorong inovasi yang membawa manfaat nyata bagi pasien di seluruh wilayah Asia,” pungkasnya.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Pan‑Asia Conference of Dermatology 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran Asia sebagai pusat riset dan pengembangan kesehatan kulit yang tak hanya berdampak regional, tetapi juga global. (kbh1)

Related Posts