
Penutupan Bulan Bung Karno, Suguna : Demokrasi Adalah Warisan yang Harus Dijaga
Denpasar – kabarbalihits
Suasana hangat dan khidmat menyelimuti penghujung bulan Juni di Bali. Di tengah denting gamelan dan kibaran merah-putih yang anggun di panggung Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, Penutupan Bulan Bung Karno VII menjelma menjadi ruang reflektif yang penuh makna bagi masyarakat dan para tokoh yang hadir.
Salah satu sosok yang hadir dengan semangat penuh adalah Ketua Bawaslu Bali, I Putu Agus Tirta Suguna. Baginya, momen ini bukan sekadar seremoni budaya, tetapi pengingat mendalam akan jejak pemikiran besar Sang Proklamator yang masih relevan dalam menyalakan bara demokrasi di masa kini.
“Bung Karno telah menanamkan api perjuangan, bukan abu romantisme. Maka tugas kita hari ini adalah menjaga apinya tetap menyala, terutama dalam setiap jengkal proses demokrasi yang kita kawal,” tegas Suguna saat ditemui selepas acara, Minggu (29/6/2025) di Gedung Citta Kelangen ISI Bali.
Suguna melihat Penutupan Bulan Bung Karno sebagai ruang sakral untuk meneguhkan kembali arah bangsa. Sebagai Ketua Bawaslu Bali, ia tak hanya menekankan aspek teknis pengawasan pemilu, tetapi mengangkat demokrasi ke panggung nilai dan keberanian moral.
“Pengawasan pemilu adalah panggilan nurani. Ketika kita membiarkan kecurangan merajalela, kita mengkhianati darah para pendiri bangsa. Maka Bawaslu harus berdiri sebagai benteng terakhir keadilan elektoral,” ucapnya penuh ketegasan.
Ia juga menyinggung pentingnya generasi muda sebagai pewaris estafet sejarah. Dalam dunia yang penuh gempuran disinformasi dan apatisme politik, nilai-nilai Bung Karno harus terus dihidupkan, tidak hanya lewat pidato, tapi keberanian bertindak.
“Jika Bung Karno dulu mengguncang dunia dengan gagasannya, maka hari ini tugas kita adalah mengguncang ketidakadilan dengan tindakan nyata. Dan itu dimulai dari keberanian mengawasi pemilu dengan integritas,” pungkasnya. (r)


