
Suara Yang Tak Terlihat, Cerita Srikandi Bawaslu Bali Pada Pemilu Tahun 2024.
Denpasar – kabarbalihits
Dalam semangat demokrasi yang sejati, suara rakyat tak boleh tersisih, betapapun sunyinya gaung mereka. Pesan ini ditegaskan oleh Ketut Ariyani, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Bali, dalam tulisannya yang dimuat pada buku “Srikandi Bicara” terbitan Bawaslu Republik Indonesia (Bawaslu RI).
Ariyani menyoroti pentingnya menjamin hak pilih kelompok rentan, terutama penyandang disabilitas, dalam Pemilu 2024. Berdasarkan hasil pengawasan di lapangan, tercatat sebanyak 15.986 penyandang disabilitas telah masuk ke dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS). Namun, masih terdapat 2.524 jiwa yang belum terdata.
“Ini bukan sekadar angka, ini adalah hak konstitusional yang harus dijemput oleh penyelenggara,” ujar Ariyani.
“Kami sudah memberikan saran perbaikan kepada KPU, dan itu telah ditindaklanjuti,” lanjutnya bercerita pada sesi Live Instagram Bawaslu RI, Kamis (12/6/2025).
Lebih lanjut, Ariyani menceritakan bahwa kerja pengawasan di lapangan bukan tanpa tantangan. Banyak lokasi yang harus ditempuh melewati medan berat, bahkan sampai ke pelosok desa terpencil. Tak jarang petugas harus menanggalkan alas kaki demi menuruni lereng berlumpur di Kintamani.
Dalam paparannya, ia juga mengisahkan perjuangan menyentuh, seperti upaya mendampingi penyandang disabilitas mental yang dipasung untuk dilakukan pendataan dalam agenda Kawal Hak Pilih oleh Bawaslu Bali.
“Terlepas hak suara itu nanti digunakan atau tidak itu urusan berbeda, namun tugas kami, memastikan bahwa ruang – ruang politik itu ada dan tersedia bagi masyarakat yang telah memenuhi syarat untuk memilih, tanpa terkecuali,” tegasnya.
Bagi Ariyani, inklusi bukan sekadar jargon, tetapi tindakan nyata yang menjadikan demokrasi milik semua.
“Kalau tidak inklusif, demokrasi hanya milik segelintir orang, selama saya bisa melangkah, saya akan terus memperjuangkan suara-suara yang tak terlihat.” pungkas Srikandi Bawaslu Bali tersebut. (r)