September 30, 2025
Seni Budaya

Unbound: Pameran Seni Perempuan di Dharma Kula, Ubud

Gianyar-kabarbalihits

Sebanyak 26 pelukis perempuan yang tergabung dalam komunitas Mahalaksmi kembali menyapa publik seni dengan menggelar pameran bertajuk “Unbound”. Bertempat di lantai 2 Dharma Kula, restoran vegetarian yang juga berfungsi sebagai ruang seni di Jalan Raya Sanggingan No. 21, Kedewatan, Ubud, Gianyar, pameran ini resmi dibuka pada Minggu, 25 Mei 2025 dan akan berlangsung hingga 26 Juni 2025.

Dibuka dengan pembacaan naskah pengantar oleh penulis sekaligus seniman Jules Kaelani, pameran ini mengusung semangat kebebasan dalam berekspresi. “Unbound berarti lepas dari batas,” ujar Jules dalam sambutannya, menegaskan bahwa pameran ini adalah bentuk pernyataan bahwa seni tak perlu dikekang oleh aturan, aliran, atau keraguan diri.

Keistimewaan acara pembukaan semakin terasa dengan lantunan puisi dari tiga seniman. Lala membacakan puisi dalam Bahasa Inggris, Ayu Murniati dalam Bahasa Indonesia, dan Luana Silense mempersembahkan puisi dalam Bahasa Rusia. Ketiganya menyatukan suara dalam keragaman bahasa yang mencerminkan semangat inklusif dari pameran ini.

Aricadia, pendiri komunitas Mahalaksmi, menyampaikan bahwa Unbound adalah ruang yang terbuka bagi siapa saja. Seniman baru maupun mapan, tanpa batasan tema atau media. “Pameran ini adalah napas lega bagi mereka yang tengah merintis, mencari bentuk, atau bahkan mempertanyakan identitasnya sebagai seniman,” tuturnya. Beberapa tahu jelas apa yang ingin mereka lukis, yang lain masih belajar berdamai dengan keraguan, bahkan untuk sekadar menyebut dirinya ‘seniman’.

Unbound tidak hanya menjadi ruang ekspresi, tapi juga tempat pertemuan. Bagi kolektor, ini adalah wadah melihat keberagaman dalam satu napas. Bagi pengunjung, ini adalah ruang untuk merasa, bertanya, dan merenung. “Kami berharap pameran ini menjadi jembatan antara seniman dan penikmat, antara karya dan makna, antara proses dan penerimaan,” tambah Aricadia.

Baca Juga :  Bupati Tabanan Apresiasi Semangat Pengempon Pura Luhur Siwa Melaksanakan Yadnya Masal

Jovita Hardoyo, pemilik Dharma Kula, mengungkapkan awal mula restorannya bertransformasi menjadi art & space. “Sebenarnya kami adalah restoran vegetarian. Tapi dua bulan lalu muncul ide untuk membuka ruang seni di lantai dua,” kisah Jovita. Ketertarikannya pada seni rupa bersambung pada pertemuan tak terduga dengan Aricadia yang ternyata pernah melukis bersama almarhum ayahnya di Sanggar Senin Kamis, Sanur. Dari pertemuan itu, terciptalah Dharma Kula sebagai ruang yang tak hanya memberi gizi bagi tubuh, tetapi juga jiwa.

Pameran Unbound adalah bukti bahwa seni bisa hadir di mana saja, bahkan di atas restoran, membawa pesan tentang keberanian menjadi diri sendiri dan kebebasan untuk mencipta. (kbh2)

Related Posts