
Upacara Mecaru, Melaspas, Ngenteg Linggih, Dan Piodalan di Pura Melanting Pasar Nyang Nyang Sari
Badung – kabarbalihits
Bertepatan Purnama Kedasa, Sabtu (12/4), dilaksanakan rangkaian upacara suci di Pura Melanting Pasar Nyang Nyang Sari, yang berlokasi di Jl. Kediri, Gang Kesatria III No.6, Lingkungan Anyar, Kelurahan Kuta, berbatasan langsung dengan wilayah Tuban. Upacara yang dilaksanakan mencakup mecaru, melaspas, ngenteg linggih, ngaturang pedudusan alit, serta piodalan sebagai bentuk penyucian tempat dan permohonan restu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar pasar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan seluruh pelaku usaha.
Upacara dipuput oleh Ida Peranda saking Griya Beraban, Denpasar. Pelaksanaan yadnya ini menjadi momen penting bagi pengelola dan seluruh pedagang di pasar sebagai wujud syukur, bhakti, dan permohonan agar kegiatan usaha di Pasar Nyang Nyang Sari senantiasa diberikan kelancaran dan keberkahan.
Pengelola Pasar Nyang Nyang Sari, I Nyoman Widya Arta, SE., menjelaskan bahwa pelaksanaan upacara ini merupakan bagian dari komitmen spiritual yang tidak terpisahkan dalam memulai dan menjalankan usaha di Bali, terlebih di ruang publik yang melayani masyarakat luas.
“Ini adalah usaha besar yang mencakup pelayanan kepada masyarakat. Maka kami yakini segala sesuatunya harus dimulai dengan upacara suci. Hari ini kami laksanakan mecaru, melaspas, ngenteg linggih, pedudusan alit, serta piodalan di Pura Melanting sebagai bentuk rasa bhakti kami. Harapan kami, pasar ini bisa lebih maju, pelayanan menjadi lebih baik, dan seluruh kegiatan berjalan lancar,” ujarnya.
Pasar Nyang Nyang Sari berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 27 are, dengan fasilitas pendukung berupa area parkir yang memadai guna menunjang kenyamanan pengunjung dan pedagang. Saat ini, pasar dihuni oleh sekitar 81 pedagang aktif, yang terdiri dari 60 lapak dan 51 kios.
Dalam upaya menjadikan pasar ini lebih dari sekadar tempat bertransaksi, pengelola terus mendorong berbagai inovasi dan pengembangan fasilitas. Salah satu rencana ke depan adalah pengembangan area kuliner serta penyediaan playground atau taman bermain anak-anak, menjadikan pasar sebagai ruang publik yang inklusif, ramah keluarga, serta multifungsi.
“Kami terus berbenah agar pasar ini tidak hanya menjadi tempat berjualan, tetapi juga menjadi ruang publik yang nyaman dan ramah keluarga. Pasar harus bisa menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat,” tambah Widya Arta.
Menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tuntutan era digital, Pasar Nyang Nyang Sari juga telah mulai menerapkan sistem transaksi digital melalui QRIS. Seluruh pedagang yang tergabung sebagai anggota Koperasi Kutamimba, koperasi yang juga dikelola oleh Widya Arta, kini telah difasilitasi untuk menerima pembayaran non-tunai dari berbagai platform perbankan nasional maupun mobile layanan koperasi.
“Kami arahkan pedagang agar melek teknologi dan bisa melayani transaksi secara digital. Semua merchant di pasar sudah tergabung dalam Koperasi Kutamimba dan kini telah dapat menerima pembayaran melalui QRIS, baik dari bank umum maupun koperasi,” jelasnya.
Dalam menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan pasar, pengelola secara konsisten melakukan koordinasi dan evaluasi bersama para pedagang. Tujuannya adalah memastikan kualitas layanan terus meningkat dan kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik.
“Kami ingin para pedagang bisa tumbuh dan berkembang, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan layanan terbaik serta kelengkapan barang yang memadai. Harapannya, Pasar Nyang Nyang Sari semakin dikenal luas dan menjadi pilihan utama masyarakat untuk berbelanja,” tutupnya.
Dengan terlaksananya rangkaian upacara suci ini, Pasar Nyang Nyang Sari berharap mampu menjadi pusat perbelanjaan tradisional-modern yang bersih, nyaman, inovatif, dan penuh berkah bagi seluruh pihak yang terlibat. (kbh5)