October 1, 2025
Pariwisata Pendidikan

Wapa di Ume Ubud Rangkai HUT ke 30 dengan Wapa 2nd Cooking Competition

Gianyar-kabarbalihits

Dalam rangka memperingati usia ke-30, Wapa di Ume Ubud berkolaborasi dengan Indonesian Chef Association (ICA) BPC Gianyar menyelenggarakan ajang kuliner bergengsi, Wapa 2nd Cooking Competition. Bertempat di Alun-Alun Wapa di Ume Ubud pada Minggu (16/3), kompetisi ini mengusung menu khas Bali, Gurita Suna Cekuh, sebagai tantangan utama bagi para peserta.

Sebanyak delapan peserta dari berbagai SMK di Gianyar turut berkompetisi dalam ajang ini. Ketua panitia, Deny Putra, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun ke-30 Wapa di Ume Ubud, yang akan mencapai puncaknya pada 19 Maret mendatang. Ia juga menekankan bahwa kompetisi ini mencerminkan konsep Tri Hita Karana, khususnya dalam aspek pawongan, yang mengutamakan hubungan harmonis antara manusia dengan sesama.

Managing Director Wapa di Ume Ubud, I Gede Paskara Karilo, mengungkapkan bahwa tema Wayang dipilih sebagai konsep perayaan tahun ini. Sementara itu, kompetisi memasak dengan tema Gurita Suna Cekuh bertujuan untuk terus mengangkat masakan tradisional Bali agar semakin dikenal di kancah internasional. “Kami berharap acara ini melahirkan calon-calon chef berbakat dari Bali yang mampu memperkenalkan kuliner Nusantara ke dunia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Paskara Karilo menyoroti bahwa Bali tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga kulinernya yang kaya rasa dan sejarah. “Kita bisa memperkenalkan Indonesia lebih luas melalui ragam kulinernya. Misalnya, selain Gurita Suna Cekuh, kita juga memiliki Ayam Betutu, Rendang, dan Timbungan, yang mungkin masih asing bagi dunia internasional. Inilah kekayaan gastronomi kita yang harus terus kita lestarikan dan promosikan,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga berpesan kepada generasi muda agar tetap mempertahankan keaslian masakan tradisional dengan menggunakan bahan segar, baik dari bumbu maupun proteinnya. “Hindari penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak cita rasa dan kualitas hidangan. Masakan lokal harus tetap otentik dan sehat,” tegasnya.

Baca Juga :  Sekda Hadiri Karya Melaspas Alit di Pura Muaya Jimbaran

Operational Manager Wapa di Ume Ubud, Gusti Suparsa, menyatakan bahwa kompetisi ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata bagi generasi muda. “Dua tahun lalu, kami bertanya-tanya apakah anak-anak SMK tertarik untuk ikut serta. Syukurlah, hingga hari ini antusiasme mereka sangat tinggi. Delapan sekolah berpartisipasi dalam ajang ini, dan kami berencana untuk terus mengadakannya secara berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kompetisi ini bukan sekadar ajang memasak, tetapi juga bagian dari pendidikan pariwisata dan seni kuliner. “Harapan kami, dari sini akan lahir generasi chef baru yang mampu melestarikan serta membawa kuliner Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” imbuhnya.

Sena Karilo, Director Sales & Marketing Corporate Wapa di Ume Ubud, yang juga bertindak sebagai juri, mengungkapkan bahwa kompetisi ini tidak hanya bertujuan untuk melahirkan generasi baru di dunia kuliner, tetapi juga untuk menantang mereka dalam memasak masakan Bali dengan teknik yang benar. “Selain sebagai ajang pembelajaran, kompetisi ini juga menjadi bagian dari Tri Hita Karana, khususnya dalam aspek hubungan antar manusia. Kami ingin memberi kesempatan kepada para peserta untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi yang lebih besar di masa depan,” jelasnya.

Ketua BPC ICA Gianyar, Anak Agung Putra Panji Juliartha, S.Pd, yang juga menjadi juri dalam kompetisi ini, mengapresiasi konsep yang diusung oleh Wapa di Ume Ubud. Ia menekankan pentingnya menjaga warisan kuliner Nusantara, terutama dalam penggunaan bumbu tradisional. “Kita memiliki bahan-bahan alami yang sangat sehat, dan ini sejalan dengan konsep Tri Hita Karana. Kita harus mengajarkan generasi muda untuk meng-elevate bumbu Nusantara agar semakin dikenal,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa kekayaan rempah-rempah Indonesia bisa menjadi daya tarik tersendiri di dunia kuliner global. “Dari sebuah hidangan, kita bisa menceritakan sejarah dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Inilah yang harus kita angkat agar masakan Bali dan Indonesia lebih cepat dikenal di dunia internasional,” imbuhnya.

Baca Juga :  Meski Belum Pengaruhi Penjualan, Pengrajin Endek Di Badung Sambut Gembira SE Gubernur Penggunaan Endek

Wapa 2nd Cooking Competition ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Made Subrata, guru pembina dari SMKN 1 Tegalalang, yang menilai bahwa ajang ini sangat bermanfaat bagi siswa dalam mengasah keterampilan mereka. “Ini adalah pengalaman luar biasa bagi anak-anak didik kami,” ujarnya.

Tampil sebagai juara pertama dalam kompetisi ini adalah SMKN 2 Sukawati, diikuti oleh SMK PGRI 1 Gianyar di posisi kedua, dan SMK Werdhi Sila Kumara Silakarang di peringkat ketiga.

Dengan semangat untuk terus mengangkat kuliner Nusantara ke tingkat internasional, Wapa di Ume Ubud sukses menghadirkan kompetisi memasak yang tak hanya memperkenalkan kekayaan rasa, tetapi juga filosofi mendalam dalam setiap hidangan yang disajikan. (kbh2)

Related Posts