June 27, 2025
Pendidikan

Konsorsium Pendidikan Vokasi Bali Perkuat Kemitraan dengan Industri Melalui Penandatanganan MOU dan MOA

Badung – kabarbalihits

Dalam upaya memperkuat hubungan strategis antara dunia pendidikan vokasi dan sektor industri, Tim Konsorsium Penguatan Pendidikan Vokasi menyelenggarakan kegiatan Rintisan Kemitraan Baru antara Satuan Pendidikan Vokasi dengan Industri bertempat di The One Legian Kuta, Bali, Selasa, 10 Desember 2024

Acara ini menjadi puncak dari program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah yang telah berlangsung selama satu tahun penuh. Program ini diinisiasi oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan dukungan pendanaan dari LPDP.

Kegiatan ini dihadiri oleh kepala SMK se-Bali, perwakilan DUDI, serta pejabat dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Dalam acara ini, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dan Memorandum of Agreement (MOA) antara 52 SMK di Bali dengan 27 mitra industri. Penandatanganan ini bertujuan mempererat hubungan antara dunia pendidikan dan industri, sehingga siswa vokasi memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini. Dalam penandatanganan kali ini, beberapa mitra industri yang turut bergabung antara lain The One Legian, Villa Lumbung, Sangtu Villa, dan Conrad Hotel.

Wakil Direktur IV Bidang Kerja Sama Politeknik Negeri Bali, Dr. I Ketut Sutama, MA., menjelaskan bahwa inisiasi kemitraan ini menjadi langkah strategis untuk memastikan pendidikan vokasi benar-benar terintegrasi dengan dunia kerja. “Pendidikan vokasi tanpa kolaborasi dengan industri tidak akan efektif, karena vokasi bertumpu pada keterampilan yang harus terus relevan dengan kebutuhan pasar,” ungkapnya.

Dr. Sutama juga menekankan pentingnya praktik industri untuk siswa. Meskipun laboratorium sekolah atau kampus sudah memadai, teknologi di industri sering kali lebih maju. Dengan bermitra, siswa dapat belajar langsung dari industri dan ketika lulus, mereka siap bekerja tanpa perlu adaptasi panjang.

Lebih lanjut Dr. Sutama mengatakan bahwa bali dengan potensi pariwisatanya yang unik, mendapatkan perhatian khusus dari kementerian untuk program ini. “Bali adalah DNA pariwisata. Dengan konsorsium yang terdiri dari empat perguruan tinggi, kita memastikan pendidikan vokasi di Bali tetap relevan dengan kebutuhan sektor jasa dan hospitality,” ujarnya.

Ketua Konsorsium, Dr. Ni Nyoman Sri Astuti, SST.Par., M.Par., mengungkapkan bahwa tim konsorsium Bali, yang terdiri dari Politeknik Negeri Bali (PNB), Fakultas Vokasi Undiksha, Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI), serta Politeknik Nasional, telah berhasil memfasilitasi hubungan strategis antara SMK dan industri melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dan Memorandum of Agreement (MOA).

“Kami memfasilitasi pertemuan antara SMK dengan dunia industri. Melalui MOU dan MOA, kedua pihak dapat saling berkolaborasi untuk menciptakan program-program yang sesuai dengan kebutuhan industri dan SMK,” pungkasnya.

Dalam acara yang berlangsung kali ini, sebanyak 52 SMK di Bali menandatangani MOU dengan 27 mitra industri dari berbagai sektor. Kerja sama ini tidak hanya mencakup sektor pariwisata yang menjadi andalan Bali, tetapi juga merambah ke sektor lain seperti ritel dan telekomunikasi.

“SMK dan industri yang terlibat memilih sendiri mitra kerja sama sesuai kebutuhan masing-masing. Kami hanya berperan sebagai fasilitator agar kesepakatan ini dapat terwujud. Kerja sama ini umumnya berlangsung selama tiga hingga lima tahun untuk MOU, sedangkan MOA lebih fleksibel dengan durasi minimal satu tahun. Namun, semuanya tergantung pada kesepakatan antara SMK dan industri,” ungkap Dr. Astuti.

Meskipun saat ini baru 52 dari total 175 SMK di Bali yang terlibat dalam program ini, jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah. Beberapa SMK lain masih dalam proses penjajakan untuk mendapatkan mitra industri yang sesuai.

“Kami optimis jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan adanya penyesuaian kebutuhan antara SMK dan industri. Ini adalah langkah awal untuk mewujudkan inovasi berbasis potensi daerah yang dapat mendorong kemajuan pendidikan dan industri di Bali,” pungkasnya.

Dr. Astuti, menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional untuk penguatan ekosistem kemitraan berbasis potensi daerah, di mana Bali masuk dalam tiga besar pelaksana terbaik dari 20 tim di 27 provinsi.

Kepala SMKN 1 Mas Ubud, I Komang Purwata, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasinya kepada tim Konsorsium Vokasi yang telah memfasilitasi terjalinnya kerja sama antara sekolahnya dengan berbagai mitra industri. Kerja sama ini diharapkan mampu mendukung pengembangan kompetensi siswa sekaligus memperluas peluang kerja bagi lulusan SMK.

“Kami sangat berterima kasih kepada tim Konsorsium Vokasi yang telah membantu menjembatani kerja sama ini. Dengan dukungan ini, kami dapat menjalin kemitraan yang lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan siswa, khususnya untuk program praktek kerja lapangan (PKL),” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dengan adanya kelas industri, sebagian besar siswanya telah terserap di dunia kerja, terutama di bidang perhotelan. “Sebanyak 95% siswa kami dari kelas industri langsung diterima bekerja setelah lulus. Ini bukti nyata dampak kolaborasi dengan industri,” jelasnya.

Acara ini juga diisi dengan diskusi menarik mengenai kebijakan pendidikan vokasi dan peluang lulusan vokasi dalam industri. Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Crisna Adijaya, S.STP., MM., memaparkan arah pengembangan pendidikan vokasi di Bali yang fokus pada optimalisasi potensi daerah, terutama di sektor pariwisata. Sementara itu, GM The One Legian, Sang Putu Eka Pertama, SE.Ak., MM., M.Tr.Par., CA., menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi lulusan vokasi dalam menghadapi persaingan global.

Baca Juga :  Fakultas Pertanian Unud Konsisten Mendorong Mahasiswa Menangi Kompetisi Wirausaha Muda Nasional

Dengan total 175 SMK di Bali, program ini masih terus membuka peluang untuk melibatkan lebih banyak sekolah dan industri dalam kemitraan strategis. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan siswa, tetapi juga memperkuat perekonomian Bali melalui tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di pasar global. (kbh5)

Related Posts