
Dialog Publik Tantangan dan Peluang Ekosistem Vokasi Bali : SDM Bali Harus Jeli Baca Peluang
Denpasar – kabarbalihits
Sehubungan dengan program pemetaan ekosistem vokasi berbasis potensi daerah di Bali, Tim Konsorsium Provinsi Bali menggelar Dialog Publik yang membahas sinergi antara lulusan vokasi dengan sektor industri. Dialog publik ini dilaksanakan serangkaian kegiatan Job Fair 2024 yang menghadirkan puluhan Dunia Usaha Dunia Industri.
Dialog Publik dengan topik “Memetakan Tantangan dan Peluang Ekosistem Vokasi Bali” dilaksanakan pada Senin (18/11/2024) di Mall Living World Denpasar. Dialog ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali, Prof. Dr. Ir. Tjokorda Artha Ardana Sukawati, M.Si., Akademisi Universitas Udayana, Prof. Dr. I Nyoman Sunarta, M.Si., Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Bali, Ida Bagus Gde Wesnawa Punia, S.T., M.Si., Wakil Ketua Umum Vokasi dan SDM Kadin Provinsi Bali, I Wayan Padu, serta Plt. Kabid Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, I Ketut Yudiana, S.P.

Hadir pula PMO Program Ekosistem Kemitraan sekaligus Ketua Tim Kerja Kemitraan Direktorat MITRAS DUDI, Yoggi Herdani, M.Si. yang memberikan keynote speech tentang Arah Kebijakan Pengembangan SDM Vokasi dalam RPJMD Bali. Pada kesempatan tersebut, Yoggi Herdani mengatakan pendidikan vokasi merupakan salah satu penyumbang angka pengangguran di Indonesia. Menurutnya salah satu penyebabnya adalah perubahan ekonomi yang cepat tidak bisa diimbangi oleh perubahan dalam bidang pendidikan yang memerlukan waktu lama. “Ternyata pendidikan dan ekonomi di Indonesia tidak pernah memiliki ruang kebijakan bersama. Tidak pernah duduk bersama untuk membahas ekonomi ke depan akan seperti apa, dan bagaiamana pendidikan menyiapkan,” ungkapnya.

Ketua PHRI Provinsi Bali, Prof. Dr. Ir. Tjokorda Artha Ardana Sukawati, M.Si. mengatakan ada 3 hal yang perlu ditanamkan kepada Sumber Daya Manusia di Bali, yaitu semangat yang tinggi untuk berusaha, kejelian membaca peluang, serta memahami potensi diri maupun lingkungan. Menurutnya di Bali banyak sekali terdapat peluang, namun orang lain yang dapat membaca peluang tersebut.
“Kita terpaku dalam keindahan, kenyamanan, di zone nyaman kita, peluang orang lain yang nangkap. Yang ketiga adalah bagaimana membaca potensi-potensi. Potensi diri sendiri, kemudian potensi lingkungan,” jelasnya.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Bali, Ida Bagus Gde Wesnawa Punia, S.T., M.Si. mengatakan pentingnya konsep link and match antara dunia pendidikan dan industri, agar tidak terjadi miss match. Dirinya berharap ke depan terjadi perubahan mindset menyongsong dinamika perubahan yang bersifat dinamis, tidak hanya terkait aspek tata Kelola pemerintahan, namun multi stakeholder. “Ke depan kita berharap untuk kolaborasi-kolaborasi ini tidak hanya berhenti di sini. Perlu kiranya intensitas yang lebih optimal untuk menyongsong Indonesia emas 2045,” katanya.

Sementara Ketua konsorsium Penguatan Pendidikan Vokasi, Dr. Ni Nyoman Sri Astuti mengatakan dialog publik ini dilaksanakan serangkaian kegiatan Job Fair 2024 yang menjembatani puluhan dunia usaha dunia industri dengan para pencari kerja. Dengan dialog publik ini, dirinya berharap bisa memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari publik terkait ketenaga kerjaan dan vokasi.
“Jadi diharapkan bisa memberikan jawaban tentang pertanyaan dari para publik yang hadir di sini, untuk bisa memberikan jalan keluar dari permasalahan yang terkait dengan ketentangan kerjaan,” ungkapnya.
Progam Pemetaan Ekosistem Vokasi Berbasis Potensi Daerah merupakan program yang dilaksanakan oleh tim konsorsium Penguatan Pendidikan Vokasi yang terdiri atas Politeknik Negeri Bali, Universitas Pendidikan Ganesha, Politeknik Nasional, serta Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional. Program ini diprakarsai oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras DUDI). (kbh7)


