November 4, 2024
Pendidikan

BEM IKBM UNHI Gelar Topeng#7: Perpaduan Tradisi dan Kreativitas Modern

Denpasar-kabarbalihits

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ikatan Keluarga Besar Mahasiswa (IKBM) Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar kembali menggelar “Topeng Festival” sebagai bagian dari program kerja mereka. Acara yang berlangsung pada 11 hingga 12 Oktober 2024 ini mengusung tema “Pranala Jalma Sanggita,” yang bermakna membentangkan simfoni kehidupan manusia dan alam melalui pagelaran seni. Tema ini menggambarkan hubungan erat antara manusia dengan alam, diwujudkan melalui paduan musik, tari, dan visual yang memukau.

Ketua BEM IKBM UNHI, I Made Pande Sedana Merta, mengatakan bahwa “Topeng Festival” kali ini dirancang untuk memadukan pelestarian tradisi dengan pengembangan kreativitas mahasiswa. “Topeng” dalam budaya Bali melambangkan peran atau identitas yang digunakan dalam memenuhi kewajiban Dharma di masyarakat. Melalui festival ini, para mahasiswa diajak untuk menggali lebih dalam tradisi seni Bali sekaligus menciptakan karya-karya kreatif dengan nuansa modern.

Topeng#7 menyajikan dua kompetisi utama, yakni Lomba Gong Suling yang diikuti oleh lima kelompok peserta (Sekaa), dan Lomba Baleganjur Ngarap yang melibatkan 15 kelompok (Sekaa). Seluruh kegiatan berlangsung di lapangan Universitas Hindu Indonesia, Denpasar. Sedana Merta menambahkan bahwa festival ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat harmoni antara manusia, alam, dan seni, sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.

Rektor UNHI Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S, dalam sambutannya berharap agar festival ini dapat memunculkan kreativitas baru dari peserta, khususnya dalam bidang seni tradisi Bali.

“Lewat lomba Gong Suling dan Baleganjur Ngarap, kita harapkan muncul inovasi seni yang baru, yang akan memperkaya budaya kita,” ujarnya.

Damriyasa juga menekankan bahwa melalui festival ini, UNHI menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian tradisi dan budaya Bali, sekaligus mengajak generasi muda untuk menjadi bagian dari keluarga besar UNHI Denpasar.

Baca Juga :  Buang Sampah Sembarangan, 10 Orang Pelanggar Di Tipiringkan Petugas Desa Dauh Puri Kaja

Kolonel Purn. Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana, M.Fil, Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi yang menaungi UNHI, turut menyampaikan pandangannya mengenai filosofi mendalam di balik kompetisi ini. Menurutnya, Gong Suling dan Baleganjur memiliki kaitan erat dengan siklus kehidupan manusia, dari kelahiran hingga kematian.

“Seperti bambu yang digunakan untuk membuat suling, manusia pun harus melalui berbagai tahapan dalam hidupnya. Ketika mencapai akhir hayat, manusia diiringi oleh alunan Baleganjur dalam upacara ngaben,” jelasnya.

Lebih lanjut, Budiana menekankan bahwa Prodi Seni di UNHI berbeda dari lembaga pendidikan seni lainnya, karena menitikberatkan pada penggalian seni sakral yang berakar kuat pada tradisi Bali. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang ingin memperdalam seni tradisi yang sarat makna.

Topeng#7 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menggali dan melestarikan seni budaya Bali, sekaligus mempersembahkan karya kreatif yang relevan dengan zaman modern.(kbh2).

Related Posts