February 19, 2025
Seni Budaya

Para Penglingsir Puri se-Bali Perkuat Keberadaan Pura Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan di Dukuh Gelgel

Klungkung-kabarbalihits

Kehadiran para penglingsir dari berbagai puri di Bali untuk menghaturkan sembah bakti ke Dalem Agung Pura Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan, Banjar Dukuh Gelgel, Klungkung, Senin (7/10), semakin memperkuat eksistensi pura tersebut. Di antara yang hadir adalah perwakilan dari Puri Agung Jembrana dan Negara, Puri Ageng Jelantik Blahbatuh, Puri Agung Karangasem, serta Puri Ageng Mengwi.

Sebelum menggelar persembahyangan, para penglingsir bersama pasemetonan (keluarga besar) terlebih dahulu melakukan dialog mengenai sejarah dan keberadaan Pura Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan. Diskusi ini bertujuan memperjelas status pura yang hingga kini tetap menjadi pusat persembahyangan bagi para keturunan Ida Betara Sri Nararya Kresna Kepakisan.

Anak Agung Gde Agung, Penglingsir Puri Ageng Mengwi, menjelaskan bahwa kunjungannya ke pura tersebut didasari oleh keyakinan bahwa Ida Betara Sri Nararya Kresna Kepakisan, leluhur yang berstana di pura itu, merupakan pusat bakti bagi seluruh keturunan. Dalam dialog tersebut, ia menguraikan bahwa Sri Nararya Kresna Kepakisan memiliki dua putra: Pangeran Nyuh Aya yang berkuasa di Puri Agung Karangasem, dan Pangeran Asag yang terkait dengan Puri Ageng Mengwi, serta Puri Agung Negara dan Jembrana. Keduanya merupakan satu kesatuan trah, yang memperkuat persatuan di antara keluarga besar puri-puri tersebut.”Seperti penglingsir-penglingsir lain, saya mengajak kita semua untuk bersatu dan menghaturkan bakti kepada Ida Betara Sri Nararya Kresna Kepakisan di Dalem Agung Pura Kawitan yang berada di Banjar Dukuh Gelgel,” ungkap Anak Agung Gde Agung.

Ia juga menegaskan bahwa sesuai pesan penglingsir terdahulu, seperti Almarhum Ida Cokorda Mengwi, pura ini adalah satu-satunya tempat untuk menghaturkan bakti kepada leluhur, sehingga tidak ada kebimbangan bagi keluarga besar untuk tetap melakukan persembahyangan di sana. Bahkan, almarhum Ida Cokorda Mengwi pernah melakukan peletakan batu pertama di pura tersebut sebagai simbol pentingnya pura ini bagi para keturunan.

Baca Juga :  Geger!! Mayat Ditemukan di Pantai Sumur Kembar Kelatakan Melaya

Anak Agung Gde Agung juga menegaskan pentingnya menangkal hoaks yang menyatakan bahwa Ida Betara tidak lagi berstana di pura tersebut. “Mari kita satukan langkah untuk tetap ngaturang sembah bakti di Dalem Agung Pura Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan di Banjar Dukuh Gelgel Klungkung,” ajaknya.

Senada dengan itu, Penglingsir Puri Agung Karangasem, Anak Agung Bagus Parta Wijaya, juga menyampaikan bahwa keluarganya secara turun-temurun telah melakukan persembahyangan di Pura Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan. Ia menegaskan bahwa tradisi ini akan terus berlanjut tanpa terganggu oleh isu-isu yang tidak berdasar. “Ketika ada yang mengatakan Ida Betara telah kegingsir (berpindah), itu sangat tidak tepat,” katanya.

Parta Wijaya juga mengingatkan agar tidak ada dualisme dalam pengelolaan pura, yang bisa memicu konflik. Menurutnya, masyarakat lokal di Dukuh adalah pihak yang paling tepat untuk menjadi pengempon pura, dengan tugas utama mereka adalah ngayah (melayani) di pura tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Kelian Agung Pura Dalem Agung Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan, I Gusti Agung Bagus Artha Wijaya, mengungkapkan bahwa puncak Pujawali di pura ini berlangsung setiap Hari Raya Kuningan, dan tahun ini jatuh pada tanggal 5 Oktober 2024. Selama Pujawali, Ida Betara ngadeg (berstana) selama tiga hari, dan diharapkan seluruh keturunan Ida Betara dari seluruh Nusantara tetap menghaturkan bakti di pura ini.

Dengan kehadiran penglingsir puri dari seluruh Bali, termasuk Puri Ageng Mengwi, Puri Agung Karangasem, Puri Agung Negara dan Jembrana, serta Puri Jelantik Blahbatuh, semakin menegaskan bahwa Dalem Agung Pura Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan tetap menjadi tempat persembahyangan utama dan tidak ada alasan untuk ragu atau bimbang. Para semeton (keturunan) diimbau untuk tetap bersatu dan melestarikan tradisi persembahyangan di pura ini.(kbh2)

Related Posts