Melestarikan Kerajinan Tenun Ikat Tradisional Bali : Perjalanan Surya Indigo Hand Weaving di Desa Pacung-Buleleng
Buleleng-kabarbalihits
Kerajinan tenun merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah ada sejak zaman dahulu, dengan nilai seni dan budaya yang tinggi. Program pengabdian masyarakat kali ini fokus pada kerajinan tenun ikat tradisional Bali, yang bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kualitas produk melalui digitalisasi.
Surya Indigo Hand Weaving, sebuah usaha kerajinan tenun ikat tradisional yang didirikan oleh I Nyoman Sarmika pada tahun 2020, menjadi pusat perhatian dalam program ini. Terletak di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, usaha ini mengandalkan pewarna alami dari tanaman indigofera untuk menciptakan warna biru khas pada kain endek dan kamben.
Kerajinan tenun ikat ini dari proses produksi, masih dilakukan secara tradional menggunakan tangan, pewarnaan alami serta alat tenun yang digunakan menggunakan alat ternun tradisional yang disebut dengan CagCag, dimana alat tenun ini merupakan warisan leluhur secara turun temurun. Hal ini perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
CagCag merupakan alat tenun tradisional yang merupakan warisan budaya nenek moyang, yang tetap dijaga kelestariannya sampai sekarang.
Kondisi eksisting kerajinan tenun ikat Surya Indigo Hand Weaving dari sektor Hulu sebagai berikut :
1. Kualitas dan Desain Produk, kurangnya pemahaman tentang desain modern dan tren pasar mengakibatkan kurangnya inovasi pada produk-produk tenun indigo yang dihasilkan, hal ini dapat mengancam kelangsungan industri kerajinan tradisional.
2. Mitra memiliki akses terbatas terhadap bahan baku berkualitas tinggi, seperti serat alami dan pewarna indigo yang berkualitas. Tanaman indigofera yang digunakan untuk pewarna alami seringkali memerlukan perawatan dan pertanian yang berkelanjutan. Kekurangan sumber daya alam atau perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan bahan baku.
3. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan hak cipta atas desain tradisional adalah permasalahan penting dalam menjaga integritas budaya dan ekonomi dari industri kerajinan tenun indigo.
Sementara dari kondisi eksisting dari Usaha tenun surya indigo ini adalah :
- Tingkat penjualan dan pemasaran produk tenun indigo masih terbatas pada skala lokal dan kurangnya akses ke pasar nasional maupun internasional.
- Kurangnya pengetahuan tentang manajemen produksi dan pemasaran berbasis digital dan penggunaan media sosial, hal ini menghambat upaya memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk. Permasalahan-permasalahan di sektor hulu dan hilir dari usaha tenun indigo dapat menghambat upaya pelestarian dan peningkatan kualitas produk kerajinan tenun indigo.
Pengabdian kepada masyarakat ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi dengan ketua PKM adalah Dr. Putu Putra Astawa, dengan anggota Putu Atim Purwaningrat, SE.,MM dan Kadek Oky Sanjaya, S.Pd., M.Kom.
Disamping itu Pengabdian kepada masyarakat ini berkaitan dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini juga berkaitan dengan IKU 2: Pelibatan Mahasiswa; IKU 3: kegiatan dosen diluar kampus, dan IKU 7: Kelas yang kolaboratif dan partisipatif, melalui pengembangan kemitraan yang sinergis dengan mitra sosial dan dunia usaha. Fokus pengabdian kepada masyarakat ini adalah pada pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, khususnya dalam pengembangan usaha kerajinan tenun indigo dan menjaga kelestarian warisan leluhur tenun ikat tradisional Bali.
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk Meningkatkan kualitas produk kerajinan tenun indigo, Membantu mitra dalam mengembangkan manajemen produksi dan pemasaran berbasis digital dan memperluas jangkauan pasar, Melindungi keaslian produk tenun ikat indigo dengan digitalisasi produk serta Meningkatkan akses mitra ke bahan baku berkualitas tinggi dan pewarna indigo yang berkualitas.
Dengan tujuan yang dipaparkan, fokus pengabdian ini adalah dapat meningkatkan kualitas produk kerajinan tenun indigo dan meningkatkan daya saing produk di pasar serta terjaga keaslian dan kelestarian tenun ikat tradisonal Bali melalui digitalisasi. (r)