Diklat Keterampilan Rajut Angakatan II, Disabilitas Bukan Halangan Berkarya
Denpasar – kabarbalihits
Disabilitas tidak selalu menjadi halangan untuk berkarya. Hal itu terbukti dalam Diklat Keterampilan Kreasi Rajut Angkatan II, yang diikuti 36 peserta penyandang disabilitas. Kegiatan ini dilaksanakan Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali melalui UPTD Diklat Koperasi UMKM di Yayasan Bunga Bali pada 22 hingga 26 Juli 2024.
Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali, Dr. I Wayan Ekadina, SE., M.Si. mengatakan Diklat Keterampilan Kreasi Rajut merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk memberi kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan. Dengan diklat ini diharapkan muncul bakat dan potensi terpendam dari penyandang disabilitas untuk membangun kewirausahaan melalui keterampilan yang dimiliki. Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali tidak hanya memberi pelatihan, tetapi siap membantu dalam pemasaran produk yang dihasilkan.
“Penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama untuk memperoleh diklat ketrampilan. Mereka juga memiliki kemampuan dan jiwa untuk berusaha, sehingga potensi yang terpendam tersebut, bakat yang dimiliki kita bina sehingga semakin berkembang. Nanti setelah diklat, mereka menghasilkan produk kreasi rajut, kita pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan UKM akan memfasilitasi dalam bidang pemasarannya, baik secara konvensional maupun secara digital,” kata Wayan Ekadina.
Dr. I Wayan Ekadina, SE., M.Si. juga berpesan kepada para peserta untuk terus bersemangat dalam berkarya, meskipun memiliki kekurangan. Dirinya berharap Diklat Keterampilan Kreasi Rajut bisa membantu mereka menjadi produktif dan mandiri melalui kewirausahaan. “”Karena kekurangan bukan suatu halangan, tetapi jiwa kemampuan dan semangat adalah yang utama. Ayo berkarya melalui ketrampilan kreasi rajut kita mampu mandiri dan berwirausaha,” ujar Wayan Ekadina.
Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, I Ketut Meniarta, S.STP., M.Si. mengatakan Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali, melalui UPTD Diklat Koperasi UMKM terus berkomitmen memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Selain melaksanakan pelatihan ketrampilan, pihaknya juga berencana membuatkan ekosistem dan turut membantu pemasaran produk yang dihasilkan.
“Saat ini kami juga memiliki Inkubator Bisnis pemerintah Provinsi Bali, yaitu Bali Enterpreneur collaborator, kita akan pilih yang berpotensi akan kita jadikan tenant, kita akan berikan inkubasi dan dampingi pelatihannya termasuk bisnis matching sesuai dengan produk yang dihasilkan. Kami yakin produk yang dihasilkan oleh penyandang disabilitas memiliki keunikan tersendiri berbeda dengan produk pada umumnya” ujarnya.
Lebih lanjut Ketut Meniarta mengatakan kegiatan ini tidak hanya berhenti disini. Ke depannya akan dilaksanakan pelatihan kepada penyandang disabilitas dengan tema berbeda. Pelatihan tersebut disesuaikan dengan kondisi penyandang disabilitas dan kebutuhan pasar.
“Ini adalah permulaan, yang kita rangkaikan dengan peringatan Hari Jadi Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2024. Ini adalah titik tonggak keberpihakan kita kepada penyandang disabilitas. Dimulai dari Yayasan Bunga Bali, ke depan kita pasti akan laksanakan pelatihan sejenis ini, tentu dengan tema-tema yang berbeda. Tema yang menyesuaikan dengan kondisi penyandang disabilitas itu sendiri dan menyesuaikan juga dengan kebutuhan pasar. Karena untuk membangun usaha atau UMKM harus berorientasi pada pasar yang ada,” kata Ketut Meniarta.
Sementara Sekretaris Yayasan Bunga Bali, I Nyoman Dana menyampaikan terima kasih kepada Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali, karena telah mengadakan pelatihan kreasi rajut bagi penyandang disabilitas di Yayasan Bunga Bali. Pelatihan seperti ini sangat berguna untuk pemberdayaan penyandang disabilitas dalam meningkatkan perekonomian mereka.
“Kalau mereka sudah berdaya, mereka mempunyai kemampuan, paling tidak bisa meningkatkan taraf hidup perekonomian mereka. Kalau dari segi fisik mereka memang memilki kekurangan, namun dari segi kemampuan imajinasi, dan ketrampilan mereka sama dengan kita. Kami juga berharap kepada dinas lainnya untuk berpartisipasi memberikan pelatihan peningkatan kapasitas kepada penyandang disabilitas” ujarnya.
Pada diklat ini, para peserta diajarkan tentang materi dasar pengenalan alat kreasi rajut, mengenal jenis tusukan dasar, teknik dasar kreasi rajut, hingga membuat berbagai produk rajut seperti taplak meja, tatakan gelas, dan gantungan kunci. Narasumber diklat dari UMKM Dayudi Bali, Pinta Anandayu mengatakan peserta diklat diajarkan merajut menggunakan benang besar untuk memudahkan pengajaran. Ke depannya mereka bisa menggunakan benang kecil dengan teknik yang sama. Beberapa peserta memang memiliki keterbatasan fisik sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
“Sebenarnya untuk menangkap materi, mereka bisa. Tapi karena ada tantangan dari fisik mereka, terkadang agak susah mengimplementasikan apa yang kita ajarkan. Tapi tekniknya sebenarnya mereka sudah tahu, hanya saja tantangannya adalah mungkin keterbatasan cara memegang, mengggenggam, atau menggerakkan anggota tubuh. Ada juga disabilitas yang non fisik, daya tangkapnya yang agak lama. Jadi kita harus mengulang terus materinya,” kata Pinta.
Lebih lanjut Pinta Anandayu mengatakan keterampilan rajut potensial dikembangkan oleh para penyandang disabilitas karena alat dan bahannya gampang ditemukan. Pengerjaanya juga bisa dilakukan dimana saja. Saat ini beberapa penyandang disabilitas dari diklat rajut angkatan I telah mampu membantu dirinya membuat sejumlah produk rajut.
“Dari angkatan pertama sudah ada bakat yang terlihat, bahkan sudah membantu saya membuat satu dua produk. Tinggal dilatih lagi, diasah lagi biar lebih teratur rajutannya. Terus terang saya sengat senang diberi kesempatan untuk membagi pengetahuan yang saya bisa. Apalagi saya bisa berbagi sedikit pekerjaan, dan mungkin itu bisa membantu mereka dari segi ekonomi dan menambah pengetahuan mereka terkait keterampilan rajut,” ujar Pinta.
Sebelumnya telah dilaksanakan Diklat Keterampilan Kreasi Rajut Angkatan I di Yayasan Bunga Bali pada 18 hingga 22 Juni 2024. (kbh5)