November 25, 2024
Daerah

Sekretariat DPRD Badung dan Media Online Sembahyang Bersama di Pura Payogan Agung, Kutai Kartanegara

Kutai Kertanegara – kabarbalihits

Serangkaian kunjungan ke DPRD Kota Samarinda dan Balikpapan, rombongan Sekretariat DPRD Kabupaten Badung bersama awak media online melaksanakan persembahyangan di Pura Payogan Agung Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Rabu (4/9/2024).

Persembahyangan bersama dipimpin Mangku Gede Pinandita Dwije, IB Semadi Agung Dwijatanaya, diikuti oleh peserta rombongan yang beragama Hindu. Usai persembahyangan, Mangku Gede Pinandita Dwije, IB Semadi Agung Dwijatanaya menyampaikan keberadaan Pura Payogan Agung Kutai, Kalimantan Timur yang didirikan atas prakasa warga Hindu di Kepolisian,Tentara, dan Guru, pada tahun 1991. Pada saat itu mereka bersama-sama berupaya untuk memiliki sebuah tempat suci sembahyang.

Pada awalnya para warga Hindu tersebut belum berhasil mendapatkan tempat karena belum mendapat izin. Namun setelah mencoba meminta doa restu kepada Sultan Raja Kesultanan Kutai Ing Kartanegara, mereka akhirnya diberikan restu.

“Beliau memberikan restu dan diberikan sebagai tanda izin dan restunya diberikan yang namanya disini beras kuning. Pada kesempatan itu, suatu proses yang bagus baik lancar dan direstui oleh Bupati Bapak Saprang saat itu, sehingga prosesnya berjalan dengan baik,” terangnya.

Mangku Gede Pinandita Dwije, IB Semadi Agung Dwijatanaya menambahkan sekitar abad ke 4, berdiri sebuah kerajaan yang termasyur dibawah kepemimpinan Raja Mulamarwan. Setelah sekian generasi sampai saat ini, mencoba eling dengan kawitan, sehingga berdirilah secara bertahap pura ini, yang pada awalnya belum diketahui namanya.

Seiring berjalannya waktu, atas persetujuan dan petunjuk para sulinggih, pada tahun 1998 juga berdiri sebuah Pura di Lumajang yang disebut dengan Pura Mandala Giri Agung. Kemudian, terpublikasi oleh media, yang akhirnya didirikan sebuah Pura di Kutai Kartanegara.

“Pada akhirnya, pemucuk pembangunan Pura Semeru datang kesini, untuk hadir untuk tangkil dan seterusnya, sehingga desain awal rencananya Padma Sari itu berubah menjadi seperti ini. Dengan perkembangan pemedek dan lain sebagainya, Pura ini sekarang mempunyai luas kurang lebih 1 hektar. Jadi, dengan beliau hadir dan sebagainya mulailah yang disebut dengan Upacara Ngenteg Linggih pada sasih kepitu tahun 2001,” paparnya.

Baca Juga :  Lovina Festival IX Dipadati Wisman, Pj Bupati Buleleng Inginkan Kolaborasi Lanjutan Pariwisata dan UMKM

Pada tahun 2001, disepakati Pura ini diempon oleh Provinsi Kalimantan Timur, yang artinya semua Kabupaten dan Kota ngemong. Namun pada kegiatan sehari-hari seperti ini memang diemong oleh Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Maka terbentuklah nama disepakati bersama sesuai prasasti namanya Pura Peyogan Agung. Nah, sekarang atas dasar pertimbangan tertentu, sekarang mulai tahun ini terjadi perubahan pergeseran Pujawali ke sasih kelima, tepatnya purnama kelima,” terangnya. (kbh7)

Related Posts