Piodalan Nyatur Lebah di Pura Lingga Bhuwana dan Pura Beji Puspem Badung
Badung-kabarbalihits
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa beserta Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Badung Nyonya Rasniathi Adi Arnawa melakukan persembahyangan serangkaian karya piodalan Nyatur Lebah di Pura Lingga Bhuwana dan pujawali di Pura Taman Beji DPRD Kabupaten Badung yang bertepatan dengan Purnama Kasa, Saniscara Pon Wuku Sinta, (20/7).
Pada acara ini juga, Sekda Badung Adi Arnawa melaunching Tari Baris Giri Bandana yang dipentaskan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha beserta pejabat dan staf Dinas Kebudayaan Badung.
Selain Tari Giri Bandana juga ditampilkan Tari Rejang Dewa, Tari Legong Kuntul, Tari Rejang Giri Putri, dan Topeng Sidakarya. Turut hadir Ketua DPRD Kabupaten Badung Putu Parwata beserta Ketua Gatriwara Badung Nyonya Ayu Suwartini Parwata, Ketua Gabungan Organisasi Wanita Nyonya Kristiani Suiasa, Kepala OPD lingkup Kabupaten Badung serta ASN dan Non ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.
Sekda Badung Adi Arnawa mengajak seluruh pegawai di jajaran Pemerintah Kabupaten Badung untuk mengucapkan syukur atas rahmat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Badung, dan mengapresiasi Tari Giri Baris Bandana sebagai upaya untuk melestarikan adat dan budaya Bali, serta menambah pesona dari pariwisata yang ada di Bali
“Upacara di Pura Lingga Bhuwana dan Pura Beji ini, selain sebagai bentuk syukur kita, tetapi juga sebagai sarana bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan semoga jagat Bali khususnya jagat Kabupaten Badung mendapat kerahayuan,” ungkapnya
Semntara Kepala Dinas Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha menyampaikan bahwa Tari Baris Giri Bandana merupakan Tari Baris Ritual yang menyimbolkan spirit dari “Asta Mandala Giri” atau Delapan Kekuatan Gunung yang menjaga spirit Bali dan Bali Madya sebagai poros penyatuannya.
“Pangider, pengringkes Dasa Aksara menjadi dasar pijakan dari terwujudnya gerak, iringan, vokal dari tari ini sebagai wujud persembahan kepada para Dewa untuk mewujudkan suatu keseimbangan energi dan kesejahteraan jagat. Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul dan Sari Manik Hairawang adalah dasar sastra yang dijadikan referensi dalam terciptanya tari ini,” jelasnya.(r)