November 25, 2024
Seni Budaya

Spontan Tarik Perhatian Wisatawan, Ngaben Massal Desa Adat Karangsari Mengarak Bade Menyisiri Pantai

Klungkung-kabarbalihits

Desa Adat Karangsari di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, menggelar upacara Pitra Yadnya Ngaben Massal pada Kamis (18/7). Upacara ini merupakan tradisi lima tahunan yang kali ini diikuti oleh 57 sawa dari tiga banjar di wilayah desa adat tersebut.

Salah satu daya tarik utama dalam upacara ini adalah bade tumpang 7 yang diarak mengelilingi pantai, diiringi oleh tabuh bale ganjur dan gamelan angklung. Tradisi unik ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan, termasuk para fotografer dan videografer yang berbondong-bondong mengabadikan momen tersebut.

Prosesi ngaben massal dimulai dengan “ngebet” tulang jenazah atau sawa pada Senin, 15 Juli 2024. Selanjutnya, dilanjutkan dengan upacara ngidehang atau mepeed dan ngeringkes pada Selasa, 16 Juli 2024.

Bandesa Adat Karangsari, I Wayan Wiranata, menyatakan bahwa upacara ngaben massal rutin digelar setiap lima tahun. Tujuannya adalah untuk melunasi hutang kepada leluhur, agar mereka diberikan tempat yang layak sesuai dengan amal perbuatan semasa hidup. Selain itu, upacara ini juga bertujuan untuk meringankan beban biaya upacara bagi keluarga yang memiliki sawa, serta untuk menyatukan berbagai soroh (klan) di Desa Adat Karangsari.

“Biaya yang dikeluarkan warga per sawa hanya Rp10 juta, sementara estimasi total biaya ngaben massal ini mencapai Rp741 juta. Kekurangan biaya tersebut ditanggung oleh desa adat, dengan bantuan dari sejumlah donatur yang dengan tulus ikhlas berpartisipasi. Ini sebagai wujud kebersamaan dan gotong royong dalam menyama braya krama Desa Adat Karangsari,” ujar Wiranata.

Meskipun upacara ngaben massal bertujuan untuk meringankan biaya warga, pelaksanaannya tetap mengikuti duase (hari baik). Dengan demikian, seluruh rangkaian yadnya berjalan aman dan lancar, serta memastikan keselamatan tanpa hambatan baik niskala maupun sakala.(r)

Related Posts