November 25, 2024
Pendidikan

Prodi Akuntansi Unhi Denpasar Gelar Kuliah Umum Paradigma Nusantara : Perspektif Pengembangan Ilmu Akuntansi

Denpasar-kabarbalihits

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (FEBP) Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, bekerjasama dengan Ekonomi Kerthi Bali Research Center (KBRC) dan Peneleh Research Institute Malang, menggelar kuliah umum bertajuk “Paradigma Nusantara” dari perspektif pengembangan ilmu akuntansi pada Jumat (7/6), di Aula Indraprasta Unhi Denpasar. Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber yaitu Assoc. Prof. Dr. Aji Dedi Mulawarman, yakni Dewan Pakar Peneleh Research Institute, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya serta Dr. Novrida Qudsi Lutfillah, selaku Direktur Peneleh Research Institute.

Kaprodi Akuntansi FEBP Unhi Denpasar, Sang Ayu Putu Arie Indraswarawati, SE., M.Si., Ak., CA, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan riset di Prodi Akuntansi Unhi, khususnya penelitian yang berfokus pada topik Nusantara. “kami berharap mahasiswa nantinya dapat melakukan penelitian tidak hanya di bidang keuangan saja tetapi juga merambah ke topik-topik lain,” harapnya.

Ketua Kerthi Bali Research Centre (KBRC), I Putu Fery Karyada, S.Pd., M.A, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu akuntansi berbasis nilai lokal Bali. “Sehingga kami langsung menghadirkan pak Aji Dedi yang berkenan mensharing dan memberikan gambaran untuk kita melandasi pikiran kita terkait dengan pengamalan ilmu akuntansi tersebut, sehingga harapan saya sebagai dosen bisa terus berkolaborasi untuk mengembangkan nilai-nilai lokal ini dalam pengembangan ilmu akuntansi,” paparnya.

Sehingga menurut Fery, Bali itu sendiri memiliki karakteristik yang memang sesuai dengan nilai lokalnya serta memiliki poin lebih sebagai pengembangan ilmu akuntansi. Dikatakan akuntansi memang lahirnya dari dunia barat, sehingga akuntansi itu memang diyakini bukan hanya sebagai praktek pencatatan saja, tapi ada unsur nilai kapitalisme yang ada di dalamnya, yaitu mencari keuntungan.

“Jadi mindset orang selama ini mencatat laporan keuangan hanya mencari keuntungan saja, padahal bagi orang Bali itu bukan tujuan utama dalam pelaksanaan aktivitas, bukan hanya mencari uang atau keuntungan, tapi ada nilai-nilai spiritual yang menjadi landasan dalam beraktivitas, baik itu di keseharian maupun aktivitas bisnis,” imbuhnya.

Dalam kuliah umum tersebut, Aji Dedi Mulawarman menjelaskan bahwa akuntansi dapat dilihat dari kacamata Nusantara, bukan hanya dari perspektif Barat. Ia mengajak untuk mulai mendesain akuntansi sesuai dengan karakter lokal, menggali kearifan lokal, dan menerapkannya dalam riset akuntansi untuk pengembangan Bali yang sesuai dengan karakter Nusantara.

Baca Juga :  POK BEM FEB Unwar 2023 Resmi Ditutup, Kini Lahir Calon Pemimpin Yang Unggul di Warmadewa

“Jadi nanti kita akan coba sampaikan kerangka paradigma Nusantara itu seperti apa, kemudian kekuatan Indonesia sendiri kan punya ilmu yang luar biasa, seperti leluhur kita itu punya kecanggihan sains dan teknologi yang luar biasa yang bisa digali, kemudian Ini dibawa ke Bali dimasa kini dalam riset akuntansi, maka otomatis nanti Bali akan melihat pengembangan pembangunan negerinya, pembangunan Bali sesuai dengan karakter Nusantara, akuntansi Bali sendiri dan bukan lagi akuntansi dari barat,” pungkasnya.(kbh2)

Related Posts