
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Adhi Mahendra Putra Ajak Masyarakat Bangli Terus “Hadirkan” Pancasila
Bangli – kabarbalihits
Anggota Badan Sosialisasi MPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi) hadir mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI kepada berbagai elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Bangli, bertempat di Hotel Paramana Zahil Bangli, Kamis(29/2/2024).
Empat Pilar MPR RI yang disosialisasikan Gus Adhi yang merupakan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini yaitu, Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Mengawali paparannya, Gus Adhi mengatakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI dimaksudkan untuk mengisi kekosongan Pancasila di masyarakat. Empat Pilar MPR RI hadir setelah jaman reformasi, begitu adanya penghapusan sosialisasi Pancasila di era reformasi.
“Di jaman orde baru ada pendidikan P4, ada BP7. Dan Bapak Presiden sudah menyetujui Pancasila untuk kembali dihadirkan di bangku sekolah,”ungkapnya.
Pihaknya juga memberikan apresiasi kepada masyarakat Kabupaten Bangli karena sudah terpanggil (proaktif) untuk bagaimana pentingnya menghadirkan Pancasila kembali di masyarakat.
“Kalau Empat Pilar MPR RI ini tidak hadir atau ada pesan yang masuk tidak tepat pada pembangunan, maka apa jadinya bangsa ini?,maka ini penting sekali dan kami di Badan Sosialisasi MPR RI menyambut masyarakat ikut aktif mengikuti sosialiasi Empat Pilar MPR RI,” paparnya.
Tokoh asal Jero Kawan Kerobokan Badung ini juga mengatakan dalam Reformasi ada multitafsir, Pancasila dihadapkan seperti pasar bebas, mau diadakan mau tidak. Secara tegas Gus Adhi lantas meminta para peserta yang hadir untuk menjadi “Provokator” tentang bangkitnya kembali Pancasila.
“Gotong royong jati diri bangsa Indonesia, sekarang gotong royong ini nyaris hilang. Untuk itu, inilah pentingnya sekali KNPI senantiasa menjadi garada terdepan mengawal Pancasila,”harapnya.
Tokoh yang dikenal dengan spirit perjuangan Amanah Merakyat Peduli (AMP) ini juga memaparkan adanya krisis idiologi yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia. Hal ini dapat terlihat dengan adanya Begal, perkelahian antar ormas. Dampak tidak hadirnya Pancasila dalam kehidupan bangsa sesui hasil survei yang sudah dilakukan menunjukkan ancaman dari paham radikal di NKRI.
Sejumlah hasil penelitian menggambarkan betapa bahayanya kondisi saat ini jika Pancasila tidak hadir. Penelitian dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarief Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa 63 persen guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain.
Sebanyak 3 persen anggota TNI juga terpapar ekstrimisme. Kemudian survei Alfara pada 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 14,9 persen PNS tidak setuju Pancasila.Berdasarkan Pusat Studi Islam dan Transformasi Sosial (CISFrom) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 36,5 persen mahasiswa Islam setuju dengan khilafah.
Terakhir, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2018 mengemukakan bahwa tujuh kampus di Indonesia juga terpapar ekstrimisme agama. Atas berbagai hasil survei tersebut, Gus Adhi lantas menekankan pentingnya semua kalangan agar memegang teguh Pancasila. (Kbh6)


