Perayaan Imlek Ditengah Tahun Politik, Umat Berharap Kondisi Negeri Menjadi Lebih Baik
Denpasar-kabarbalihits
Warga keturunan Tionghoa di Denpasar secara bergantian melakukan persembahyangan pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2575 kongzili, yang jatuh pada Sabtu 10 Februari 2024 di Tempat Ibadat Tridharma Cao Fuk Miao, Jalan Cargo, Denpasar.
Banyak harapan diutarakan warga Tionghoa atau umat Tri Dharma pada perayaan Imlek tahun Naga Kayu yang hadir di tengah tahun politik ini.
Seperti yang disampaikan salah seorang warga bernama Tommy Sugiono, pada perayaan Imlek tahun naga kayu ini ia berharap seluruh umat dapat merasakan kondisi di negeri ini menjadi lebih baik.
Dinilai juga kondisi saat ini telah berbeda dan lebih ramai, dibandingkan dengan perayaan Imlek saat pandemi Covid 19. Pada saat itu kegiatan keagamaan di Wihara maupun Konco dibatasi oleh Pemerintah. Diharapkan juga berkah diterima oleh seluruh umat di tahun 2024 ini.
“sekarang sudah normal semua. Semoga di tahun 2024 berkah bagi seluruh umat,” kata Tommy saat ditemui usai melakukan doa bersama keluarga. Sabtu (10/2/2024).
Sementara Wakil Ketua Pengurus Tempat Ibadat Tridharma Cao Fuk Miao, Wahyu Kusuma Wardana mengatakan, sehari sebelumnya umat telah memanjatkan doa pada persembahyangan tutup tahun, dengan menyampaikan terima kasih kepada Dewa Dewi yang telah memberikan rahmat selama setahun sebelumnya. Pada perayaan Imlek Tahun Naga Kayu ini umat juga melakukan persembahyangan dan berharap menjadi lebih baik kedepannya.
Tahun baru Imlek yang hadir di tengah tahun politik ini diharapkan pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dapat dengan lancar dan dapat memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani masing-masing.
“dalam Pilpres, Pemilu dan lainnya semoga berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita,” harapnya.
Disebut umat yang datang ke Cao Fuk Miao tidak hanya datang dari wilayah Denpasar, banyak juga yang hadir dari luar Bali menyempatkan diri untuk melakukan persembahyangan.
Akulturasi pada perayaan Imlek di Cao Fuk Miao juga dikatakan telah berlangsung sejak lama. Dibuktikan dengan tata cara sembahyang umat yang menggunakan sarana canang, serupa dengan umat Hindu. Juga terdapat pelinggih yang maknanya seperti penunggun karang. Hal itu dipandang tidak akan merubah dari pokok kegiatan upacara selama ini di Tempat Ibadat Tridharma Cao Fuk Miao.
“sebab apapun upacara itu, semuanya akan kembali ada asimilasi antara umat kita di Klenteng atau Konco dengan Hindu itu tidak ada perbedaan. Umat Hindu juga sering hadir untuk merayakan, bukan hari ini saja. Pada hari Purnama dan Tilem juga kesini,” jelasnya. (kbh1)