Gelar Simulasi Pengamanan Tahap Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024, Kapolresta Berharap Personil Junjung Netralitas
Denpasar-kabarbalihits
Upaya menyukseskan pengamanan Pemilu 2024 mendatang, Polresta Denpasar melaksanakan simulasi pengamanan tahap pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di halaman Mapolresta Denpasar. Simulasi ini dipimpin langsung oleh Kapolresta Denpasar, Kombes. Pol. Wisnu Prabowo.
Dari kegiatan simulasi ini, Kapolresta berharap seluruh personil dapat memahami tentang proses pelaksanaan pemungutan suara pada 14 Februari 2024 mendatang. Untuk menyukseskan pengamanan Pemilu 2024 khususnya di wilayah hukum Polresta Denpasar, personil diharapkan mampu berkoordinasi antar petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan instansi sektoral lainnya.
“berkoordinasi dengan instansi sektoral yang melakukan pengamanan juga, ada linmas, pecalang, saat polisi mengamankan TPS, juga mereka bisa berkoordinasi dengan TPS-TPS lainnya,” jelas Kombes. Pol. Wisnu Prabowo, S.I.K., M.M., Sabtu (27/1/2024).
Ditegaskan, seluruh personil Polresta Denpasar dipastikan menjunjung sikap netralitas dan benar-benar mengamankan jalannya proses kegiatan pemungutan suara dengan baik.
Simulasi yang dihadiri dari KPU Denpasar, Bawaslu Denpasar, KPU Badung, dan Bawaslu Barung ini menarasikan proses pelaksanaan Pemilu 2024 di salah satu TPS.
Simulasi mencakup pungut suara dan hitung suara dengan melibatkan KPPS, saksi calon Capres/Cawapres, calon DPD, dan 18 partai politik, serta PPL dan pengawas.
Kegiatan pungut suara/pencoblosan di mulai, secara bergantian warga melaksanakan pencoblosan dimana sebelum keluar dari TPS pemilih mencelupkan jari kelingking ke tinta pemilu sebagai tanda bukti telah mencoblos.
Pencoblosan terus berlangsung, Polri pam TPS, terus berada di lokasi untuk melaksanakan pengamanan terhadap jalannya penjoblosan / pungut suara.
Pukul 13.00 WITA, pendaftaran pengut suara diumumkan selesai, dan seluruh petugas diberikan waktu istirahat. Dalam simulasi, terjadi permasalahan saat seorang pemilih datang setelah pendaftaran ditutup dan terjadilah keributan.
Selanjutnya petugas KPPS menghubungi Polisi untuk menangani situasi tersebut. Pemilih diberi penjelasan dan meninggalkan TPS tersebut.
Setelah semua pemilih mencoblos, dilanjutkan dengan penghitungan suara oleh petugas KPPS. Semua proses berjalan lancar tanpa protes dari saksi atau pemilih. Kotak suara kemudian dikawal keluar TPS menuju kantor desa/kelurahan untuk selanjutnya dikirim ke kantor Camat. (kbh1)