Ini Dia Proses Munggah Bhawati Jro Mangku Gede Adnyana Dan Jro Mangku Istri Marheni, Menjadi Anak Brahmana
Badung-kabarbalihits
Berlangsung di Griya Agung Bangkasa, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Badung, rabu (29/11) upacara Munggah Bhawati Jro Mangku Gede Adnyana bersama Jro Mangku Istri Marheni untuk menjadi calon anak brahmana berlangsung dengan penuh kekhusukkan.
Menurut aturan yang disepakati Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Munggah Bhawati bertujuan untuk mensucikan diri yang dilaksanakan dalam wilayah Pasek Sanak Sapta Rsi sebagai aturan ketika menuju proses dwijati atau menjadi sulinggih.
Penyanggra Griya Agung Bangkasa, Jro Mangku Gede Tubaba mengatakan, sebelum menjadi Bhawati, seseorang itu wajib menjadi Jero Mangku Gede, baru tahap selanjutnya adalah menjadi Bhawati atau pinaka anakin seorang brahmana yakni calon brahmana dan ketika sudah medwijati baru bisa dikatakan sebagai seorang sulinggih.
Dalam proses upacara munggah bhawati ini juga dihadiri oleh para sulinggih yang turut menyaksikan proses Munggah Bhawati tersebut.
“Terkait persyaratan Munggah Bhawati ini sudah tercatat dalam kesepakatan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi. Seperti sisya turiksa atau calon yang akan munggah bhawati akan diperiksa kelengkapan administrasinya disamping suci lahir bathin,” Tubaba menjelaskan.
Persyaratan berikutnya adalah adanya dukungan dari keluarga dan pasemetonan, serta memiliki tiga nabe, yakni nabe tapak, nabe waktra, dan nabe saksi dalam perjalanan upacara menjadi seorang bhawati.
Diceritakan, sebelumnya bertempat di Griya Agung Bangkasa, sebanyak 14 orang warga Jepang juga sempat mengikuti upacara untuk proses menjadi sulinggih dan munggah bhawati.
Upacara Munggah Bhawati ini sudah ada dalam ajaran agama Hindu yang disebut dengan Catur Asrama, yang pada intinya siapa saja bisa menjadi seorang sulinggih.
“Hal ini terkait dengan mensucikan diri semasa masih hidup lewat ajaran catur asrama, yakni brahmacari, grahasta, wanaprasta, dan bhiksuka,” imbuhnya.
Dikatakan semua umat hindu khususnya di Bali wajib melaksanakan upacara Dwijati atau tahapan menuju seorang sulinggih. Di Griya Agung Bangkasa melaksanakan semua proses tersebut, yakni yang pertama setelah menjadi sudra, lalu melalui ekajati dengan menjadi pemangku gede atau pemangku wiwa, selanjutnya pawintenan bhawati.
Ketika sudah menjalankan proses Bhawati maka sudah sah menjadi seorang anak dari brahmana, karena lengkap memiliki tiga orang nabe. Setelah menjadi Bhawati baru bisa menuju proses menjadi seorang sulinggih.
“Sehingga diibaratkan sebagai seorang mangku gede dianalogikan sebagai ulat, lalu menjadi kepompong ketika sudah menjadi bhawati, dan menjadi kupu-kupu ibaratnya sudah menjadi sulinggih,” pungkasnya. (Kbh2)