November 9, 2025
Kesehatan

Pokdi Movement Disorder Perdosni Cabang Denpasar Gelar Seminar Awam Serangkaian Hari Gangguan Gerak Sedunia 2023

Badung-kabarbalihits

Perhimpunan dokter spesialis neurologi Indonesia (Perdosni) cabang Denpasar, khususnya kelompok studi movement disorder, mengadakan Seminar Awam serangkaian Hari Gangguan Gerak Sedunia Tahun 2023. Kegiatan sebagai upaya sosialisasi kepada para lansia terkait gangguan saraf yang sering terjadi setelah usia 60 tahun berlangsung di Banjar Gunung Sari, Desa Mengwitani, Badung, minggu (26/11/2023).

Ketua Panitia, dr. Sri Yenni Trisnawati GS, M.Biomed.,Sp.N (K), menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya, dengan penyelenggaraan perdana tahun sebelumnya di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah. Pada tahun ini, fokus kegiatan diperluas ke Desa Mengwitani dengan harapan dapat meningkatkan perhatian terhadap gangguan gerak pada lansia. “Jadi kami berharap acara ini dapat memberikan pemahaman lebih luas terkait penyakit neurologis, khususnya gangguan gerak, yang selama ini cenderung diidentifikasi hanya sebagai stroke, epilepsi, dan kejang-kejang,” jelasnya.

Prof. Dr. dr. DPG Purwa Samatra, Sp.N (K), selaku Ketua Kelompok Studi Movement Disorder, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar seminar, tetapi juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat tentang gangguan saraf yang dapat memengaruhi gerakan tubuh pada lansia. Ia menyoroti bahwa penyakit Parkinson merupakan kasus yang sering terjadi pada lansia usia 60 tahun ke atas, dengan gejala berupa jalan lambat, tangan gemetar, serta gangguan fungsi saraf dan otak.

“Sangat penting merawat dan menjaga kualitas hidup lansia, baik itu melalui konsumsi obat, berkumpul, dan berolahraga bersama,” ujarnya.

Koordinator Lansia, dr. Ketut Ayu Sudiariani, Sp.N, menjelaskan bahwa peserta berasal dari tiga Banjar, yakni Banjar Gunungsari, Banjar Lebah, dan Banjar Batursari, dengan total 120 anggota lansia aktif. Melalui sosialisasi informasi dalam skala kecil seperti ini, diharapkan pengetahuan mengenai gangguan gerak dapat menyebar ke seluruh desa dan bahkan mencapai lingkup yang lebih luas. Hal ini diharapkan dapat memberikan dukungan lebih besar terhadap para lansia dalam menghadapi gangguan gerak serta meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan pada usia lanjut.(kbh2) 

Related Posts