October 14, 2024
Daerah Peristiwa

Kebakaran Lereng Gunung Agung Telah Capai 1000 Hektare, Titik Api Tersebar di 4 Dusun Kecamatan Kubu

Denpasar-kabarbalihits

Tim gabungan BPBD Provinsi Bali, BPBD Karangsem bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) hingga saat ini, Senin (2/10/2023) masih berjibaku memadamkan sebaran api di lereng Gunung Agung, Karangasem, yang terjadi sejak 27 September 2023.

Akibat dari kencangnya hembusan angin dan teriknya Matahari, tercatat 1000 hektare lebih lahan dari 4 dusun di Kecamatan Kubu telah terbakar.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin menjelaskan, terdapat 4 Dusun di Kecamatan Kubu, Karangasem yang terpapar kobaran api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), dimulai dari Dusun Belong, Daya, Bantas dan Juntal.

Kemudian dipetakan kondisi saat ini, terdapat 3 sampai 5 titik api yang sebarannya lebih dari 10 hektar ada di 4 Dusun tersebut.

“di Bantas tetap kita upayakan penanganan, Belong, Juntal, kemudian Daya, semua berada di Kecamatan Kubu, Karangasem,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dr. Drs. I Made Rentin, AP.,M,Si saat ditemui di Kantor BPBD Bali, Senin (2/10/2023).

Disebut Kecamatan Kubu menduduki peringkat tertinggi dengan hari tanpa hujan diatas 90 hari, atau kurang lebih dari 3 bulan tidak mengalami musim hujan.

Baca Juga :  Kejari Denpasar Tetapkan Dua Tersangka Korupsi KUR Bank BUMN di Denpasar

Penanganan pemadaman api pada titik api dilakukan secara manual dengan alat seadanya, yakni menggunakan ranting pohon, dahan ataupun menyebarkan tanah gembur. Hal itu dikarenakan akses menuju ke titik api tidak memadai, meski memiliki armada pemadam kebakaran.

“secara akses tidak mungkin tidak sampai di lereng perbukitan yang terjal. Kalaupun kita menggunakan Sprayer (alat pemadam semprotan) relatif tidak efektif secara membawanya, tidak efektif secara pengisian air. Sehingga pilihan paling cerdas dan bijak di kondisi seperti itu, masyarakat menggunakan alat ranting dedaunan disekitar hutan untuk memukul apinya,” bebernya.

Dipastikan terbakarnya lereng Gunung Agung bukan karena oknum warga yang membakar sampah, namun murni karena faktor alam disebabkan terjadinya gesekan antar ranting yang kering dan dedaunan. Hal ini juga diperparah akibat teriknya matahari dan hembusan angin yang sangat kencang memicu bara api dengan penyebaran api yang masif.

“Sehingga kondisi kering, semak-semak, pepohonan terutama Cemara, yang relatif kering berpotensi terjadinya gesekan antar pohon dan dedaunan itulah yang memunculkan percikan api,” lanjutnya.

Diharapkan kondisi kemarau berkepanjangan ini segera berakhir, juga fenomena Elnino segera beralih ke Elnina yang ditandai dengan mulai turunnya hujan di seluruh areal Gunung Agung.

Tim BPBD Provinsi Bali bersama BPBD Karangasem akan terus mengatensi kondisi lereng Gunung Agung meski titik api di beberapa wilayah lereng Gunung Agung berhasil dipadamkan.

“bersama-sama mengatensi di 4 titiki itu, personil kita bagi ada yang ke Belong, Juntal, Daya, dan Bantas di Desa Baturinggit,” tandasnya. (kbh1)

Related Posts