AIS Forum dan WWF Akan Terpusat di Bali, Sebanyak 2000 Wartawan Akan Menggemakannya
Badung-kabarbalihits
Indonesia telah berhasil merebut perhatian dunia sebagai tuan rumah dua acara internasional yang mendalaminya dalam bidang kerjasama global. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum yang akan diadakan pada bulan Oktober 2023 dan World Water Forum (WWF) yang dijadwalkan untuk tahun 2024, akan dihelat di pulau Dewata. Dua ajang ini bukan hanya sekadar pertemuan antara kepala negara, tetapi juga refleksi kepercayaan global terhadap Indonesia dalam mengatasi isu-isu strategis yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pengelolaan sanitasi yang efektif.
Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah untuk kedua acara tersebut bukanlah tanpa alasan. Indonesia telah dianggap sebagai tempat yang sesuai untuk menggelar forum-forum penting ini, mengingat kepulauan dan lingkungan maritim yang memainkan peran penting dalam dinamika global. Kehadiran delegasi dari 51 negara pulau dan kepulauan dalam KTT AIS Forum menunjukkan betapa krusialnya peran Indonesia dalam pembahasan isu-isu yang relevan dengan wilayah-wilayah seperti ini.
Terkait hal tersebut, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dengan tanggung jawabnya sebagai pengampu Government Public Relations (GPR), telah mengambil langkah proaktif dalam menggarap tugas sosialisasi nasional. Pada media briefing yang diadakan pada Rabu (9/8) di Nusa Dua, Bali, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Usman Kansong, menjelaskan peran kementeriannya dalam memastikan event-event ini mendapat liputan yang memadai.
“Peran media dalam menjalankan pemberitaan sangatlah vital. Keberhasilan penyelenggaraan acara internasional tidak akan maksimal jika tidak disuarakan dan dibagikan kepada publik melalui media massa,” ungkap Usman Kansong seraya mengharapkan media dapat menjadi penggema bagi dua kegiatan internasional ini, karena ini adalah bentuk kepercayaan dunia terhadap Indonesia.
Bukan hanya mengenai komunikasi publik, tetapi acara AIS dan WWF juga mewujudkan kepercayaan global terhadap kepemimpinan Indonesia. Dengan peserta KTT yang melibatkan 51 negara kepulauan dan pulau, serta sekitar 2000 wartawan yang akan meliput WWF, Indonesia semakin berada di pusat perhatian dunia. Para delegasi ini tidak hanya akan membawa manfaat dalam konteks diplomasi, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, seperti sektor perhotelan, hospitality dan pariwisata.
Usman Kansong mengungkapkan harapannya terhadap partisipasi masyarakat Bali dalam mendukung dua ajang internasional yang akan dihelat di pulau Dewata. “Manfaatnya bukan hanya terbatas pada tingkat nasional, tetapi juga pada masyarakat Bali. Sebagai contoh, World Water Forum akan melahirkan Museum Air di Jatiluwih Tabanan. Sementara dalam konteks AIS, penanganan sampah laut menjadi fokus utama. Dengan inisiatif seperti pembersihan pantai Kuta dan gerakan membersihkan sampah plastik dari laut, Bali menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat internasional,” pungkasnya. (kbh2)