Erick Thohir Tarik Dokter Diaspora Balik ke Indonesia, Setelah Rampung Pusat Layanan Kesehatan dan Pariwisata Kelas Dunia
Denpasar-kabarbalihits
Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan banyak dokter diaspora yang berada di luar negeri akan kembali ke Indonesia, setelah rampungnya Rumah Sakit berskala Internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur.
Hal tersebut diungkapkan saat melakukan tinjauan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur pada Kamis (6/7/2023), dengan melihat secara langsung progress perkembangannya menjelang Soft Opening 31 Juni 2024 pada kawasan tersebut.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, perkembangan pembangunan rumah sakit berskala Internasional di kawasan KEK Sanur diharapkan secara menyeluruh bisa diselesaikan tepat waktu, yakni pada bulan April 2024.
Yang menarik bagi Erick Thohir, nantinya banyak dokter diaspora (dokter WNI bekerja di luar negeri) kembali ke Indonesia, dimana 10 dokter disebut telah mendaftar.
Juga, KEK Sanur akan menjadi tempat pertemuan para dokter Indonesia untuk meningkatkan kemampuan. Dalam hal ini BUMN mengintervensi agar terjadinya peningkatan dokter.
“masa 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri terus. Kita musti imbangi, tapi bukan berarti kita menyalahkan dokter-dokter di Indonesia,” kata Menteri BUMN Erick Thohir usai meninjau KEK Sanur, bersama Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Dony Oskaria, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour Christine Hutabarat, Direktur utama PT Pertamina Bina Medika IHC.
Diharapkan Rumah Sakit berskala Internasional ini juga menjadi tujuan wisata baru untuk masyarakat Indonesia dan wisatawan mancanegara. Disebut akan ada beberapa rumah sakit di kawasan ini, salah satunya rumah sakit khusus untuk orang tua dilengkapi dengan fasilitas penginapan.
“disinilah kita siapkan rumah sakit untuk orang tua berikut fasilitas penginapan, ada villa, hotel, dan ini juga mendorong pariwisata yang ada di Bali,” jelasnya.
Kawasan ini berdiri di atas lahan seluas 5,0 Ha, dengan luas bangunan sekitar 60.000 M2 di empat lantai, yang dikelilingi oleh landscape tanaman tropis, pengembangan Bali International Hospital (BIH) merencanakan 250 tempat tidur rawat inap, dengan 6 pusat unggulan kelas dunia, terutama di sektor Cardiology, Oncology, Neurology, untuk manajemen penyakit kritis.
Selain itu, Gastro-Hepato (Gastroenterology), Orthopaedic serta Medical Check Up akan menjadi spesialisasi medis yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam rumah sakit ini.
Konsep ini dipastikan tidak merubah situasi di Sanur, dimana turis asing tinggal lama di Sanur telah lanjut usia dan ini disebut bagian dari adaptasi dengan lingkungan.
“kita tidak membangun sebuah perubahan tetapi kontinuitas yang sudah terjadi diperbaiki, kalau dirubah-rubah belum tentu cocok,” ujarnya.
Ditegaskan, Sanur menjadi kawasan pertama Pariwisata di Indonesia yang daya saingnya akan ditingkatkan.
Kemudian, untuk Hotel bagian dari progress revitalisasi Grand Inna Bali Beach Hotel, akan beroperasi pada awal Januari 2024. Namun bulan September 2023 sudah mulai soft opening dengan bangunan 4 lantai, difasilitasi Convention Center (kawasan area meeting) terbesar di Bali.
“bisa menampung 5 ribu orang, 20 ruang meeting. Wah serem ini, terbagus, terbesar di Bali. Bahkan sudah dibooking 5 tahun kedepan untuk conference medical,” pungkasnya.
Baginya Pembangunan ini bagian dari berkompetisi dengan negara asia tenggara, melalui proyek yang nyata dan mempunyai nilai jual.
Untuk penghijauan, pada bulan September 2023 kawasan botanical garden akan rampung. Pada botanical garden dikatakan terdapat tanaman obat-obatan herbal, yang menurutnya masih tertinggal dengan negara Cina dan India.
“kalau cina, india bisa, masa Indonesia tidak bisa. Nanti saya akan cek kembali lagi,” katanya.
Ditambahkan pengembangan KEK Sanur merupakan langkah transformasi strategis yang menciptakan berbagai nilai tambah untuk Indonesia. Dengan KEK Sanur ini, Indonesia akan memiliki pusat layanan kesehatan kelas dunia dan akan menjadi magnet pariwisata baru melalui konsep medical & wellness tourism. (kbh1)