Pentas Di PKB Ke 45, Sekaa Gong Semadhi Yasa Tuturkan Sejarah Seni Di Abianjero
Denpasar-kabarbalihits
Meski seni dan budaya Bali kian terkikis akibat perkembangan jaman, namun seniman yang melegenda serasa menjadi sangat mahal dan mengagumkan. Hal tersebut terlihat saat Sekaa Gong Semadhi Yasa, dari Dusun Abianjero, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem yang sudah melegenda sejak tahun 1928 menunjukkan pementasannya yang memukau dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke 45 di panggung terbuka Arda Candra Art Center Denpasar, rabu (28/6) malam.
Sisi menarik nya adalah seniman yang tergabung dalam Sekaa Gong Semadhi Yasa berkarya atas dasar senang. Sudah pasti juga karena dorongan dari dalam hati sehingga sampai saat ini tetap berkesenian. Bahkan menurut salah satu seniman legendaris Dusun Abianjero, I Gede Sukasari yang turut pentas dalam mengisi Gong Kebyar di perhelatan PKB tahun ini, menabuh gong menjadi suatu kewajiban yang mesti dilaksanakan karena pada umumnya kesenian dimaksud terkait dengan upacara keagamaan.
Seniman yang menjadi penglingsir di dalam sekaa gong ini menyatakan, pementasan seni pertunjukkan yang rutin diadakan adalah saat Hari Raya Galungan. Ia menceritakan, warisan dari pendahulunya, pada Galungan tersebut pementasan seni wajib dilaksanakan, karena pernah sebelumnya tidak dipentaskan 3 kali berturut-turut, masyarakat setempat mendapatkan masalah yakni penyakit grubug.
“Sejak saat itu upacara dengan pentas seni tidak berani terputus. Karena itu pula masyarakat kami di Abianjero sebagai pendukung kesenian dimaksud sampai saat ini berusaha mempertahankan sekalipun terjadinya globalisasi yang ada seperti sekarang ini,” ujar Sukasari.
Sementara dalam ajang PKB tahun ini Sekaa Gong Semadhi Yasa mendapat kehormatan untuk tampil dihadapan ribuan masyarakat Bali. Ada 4 (empat) materi yang dipentaskan. Pertama yakni Tabuh Pepanggulan Sasaronan. Tabuh ini menggunakan pepanggulan yang sederhana yakni tanpa menggunakan struktur tabuh kreasi lelambatan yang lengkap.
Yang kedua adalah Tabuh dan Tari Candra Kanta. Tarian ini sering disebut Tari Legong Kembar yang menggambarkan para bidadari dengan kecantikan, keagungan serta kemuliannya bagaikan permata yang berkilau, seindah rembulan penghias surgawi yakni Candra Kanta.
Selanjutnya adalah Tabuh Kreasi Kosalya Arini. Tabuh ini merupakan sebuah tanaman obat-obatan yang diekspresikan ke dalam musik gamelan gong kebyar dikemas menjadi sebuah kreasi kekebyaran.
Dan terakhir adalah Tabuh dan Tari Wiyadi Karana. Tarian ini menceritakan tradisi mebat yang dalam prosesnya dihinggapi berbagai jenis lalat dan hinggap di adonan lawar, sehingga menyebabkan para pembuat lawar tersebut sakit perut . Diceritakan pembuat lawar lainnya mengusir lalat agar tidak mengganggu lagi.
Semadhi Yasa berasal dari dua suku kata, yakni Semadhi, berasal dari kata semedhi yang artinya meditasi dan Yasa artinya pageh atau kuat. sehingga jika digabungkan dapat diartikan, dengan melakukan meditasi suatu organisasi sekaa gong yang anggotanya selalu bermental kuat dan terstruktur untuk mempertahankan seni budaya yang telah dimilikinya.(kbh2)