Distan Buleleng Kembangkan Cengkeh Sambung, Solusi Menanam di Lahan Kering
Buleleng-kabarbalihits
Masih banyaknya dijumpai lahan kering yang kurang produktif di Buleleng, membuat Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian (Distan) Buleleng mencari solusi agar lahan kering bisa dimaksimalkan, khususnya di sektor pertanian pada tanaman cengkeh.
Selama ini cengkeh hanya bisa tumbuh di dataran tinggi dengan kontur tanah gembur, namun dengan sentuhan inovasi dalam bidang pertanian, Distan Buleleng mencoba mengembangkannya dengan sistem sambung tujuannya tidak lain agar cengkeh juga bisa ditanam pada lahan kering dan dataran rendah.
Dikonfirmasi langsung, Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta, Kamis, (8/6) menerangkan dengan melihat potensi budidaya tanaman cengkeh di Bali utara yang sangat tinggi, apabila cengkeh sambung ini intensif dibudidayakan di dataran rendah dan lahan kering maka secara tidak langsung dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Pihaknya menambahkan jika cengkeh sambung ini sudah ditanam sekitar 5 sampai 10 pohon yang pemetaannya menyasar di masing-masing daerah Munduk, Banjar, Busungbiu, dan Mengening yang akan dijadikan contoh pembanding dengan cengkeh yang sudah ditanam sebelumnya.
“Mengingat akar tanaman cengkeh yang rentan terhadap kondisi tanah seperti kekeringan sehingga metode ini harapannya dapat memaksimalkan lahan kering di Buleleng, apalagi hasilnya yang dirasa cukup memuaskan hanya butuh waktu kurang lebih 3 tahun sudah mengeluarkan bunga,”jelasnya.
Metode yang diterapkan cengkeh sambung ini adalah metode sederhana yang bertujuan untuk memperbaiki sistem perakaran cengkeh, sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan cepat berbunga.
Pada batang bawah yang dikembangkan cengkeh sambung ini yaitu ada dua diantaranaya pohon jamblang atau juwet yang memiliki kelebihan bisa tumbuh di dataran mana saja, kemudian dari tanaman jambu kelampuak atau jambu hutan yang merupakan tanaman liar yang sering dijumpai di lahan kering, sementara batang atas menggunakan jenis cengkeh Zanzibar.
Sistemnya adalah biji tanaman jambu hutan dan cengkeh sama- sama ditanam berdampingan, hingga membentuk tunas, setelah tumbuh tunas muda keduanya dipotong untuk disatukan diikat hingga tumbuh satu tunas baru dengan batang bawah.
Kedepan pihaknya akan merencanakan cengkeh sambung ini dibudidayakan dalam jumlah yang banyak sebagai bentuk dukungan rehabilitasi cengkeh sehingga dapat mendorong dan mendukung petani dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu, kualitas maupun produksi dan produktivitas cengkehnya serta membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Nanti kita akan rencanakan untuk menggencarkan budidaya cengkeh sambung ini utamanya di dataran rendah, namun saat ini masih diutamakan dahulu untuk sosialisasi pengetahuan mengenai cengkeh sambung serta pupuk pestisida nabati untuk pengendalian hama penyakit terhadap cengkeh yang sudah ditanam,”tutupnya. (r)