Tradisi Mapeed Desa Adat Penarungan Diharapkan Menambah Atraksi Budaya Keunikan Desa Wisata Penarungan
Badung -Kabarbalihits
Tradisi meleladan atau mapeed yang dilaksanakan saat piodalan di Pura Kahyangan Tiga di Desa Adat Penarungan diharapkan dapat menjadi atraksi budaya dalam menambah keunikan Desa Wisata Penarungan. Harapan tersebut disampaikan Perbekel Penarungan Ni Wayan Kerni saat pelaksanaan Mepeed serangkaian Piodalan di Pura Dalem Jati Desa Adat Penarungan, Sabtu (8/4).
Lebih lanjut Ni Wayan Kerni mengatakan antusias ibu -ibu dari delapan banjar yang ada di Desa Penarungan sangat tinggi mengikuti Mapeed yang dilaksanakan selama tiga hari serangkain Piodalan Pura Dalem Jati Desa Adat Penarungan.
“Luar biasa sekali ibu -ibu yang mengiikuti Mapeed. Mereka antusias sekali, mulai kostum yang digunakan seragam dari baju hingga kamen. Bahkan gebogan yang dibawa saat Mapeed juga sama,”bebernya.
Ni Wayan Kerni juga menjelaskan tadisi Mepeed merupakan suatu keunikan di Desa Penarungan sehingga diharapkan menjadi salah satu kreativitas wisata dalam pelestarian adat tradisi dan budaya di Desa Wisata Penarungan. “Tradisi Mepeed ini sangat menunjang kegiatan Desa Wisata Penarungan yang merupakan tradisi turun temurun,”ungkapnya.
Sebagai pemerintahan Desa lanjut Ni Wayan Kerni pihaknya juga telah menganggarkan dana dalam piodalan di Pura Puseh, Pura Desa Maupun Pura Dalem di Desa Adat Penarungan.
“Pada upakara kita siapkan dana untuk pura kahyangan tiga secara keseluruhan Rp 25 juta sedangkan untuk Wastra Rp 50 juta,”paparnya.
Hal senada disampaikan Bendesa Adat Penarungan Made Widiada yang menyatakan pelaksanaan Mapeed oleh ibu -ibu di Desa Penarungan merupakan kesepakatan krama yakni dalam Piodalan Pura Kahyangan tiga salah satunya di Pura Dalem Jati untuk melaksanakan Mapeed selama tiga hari yang diikuti delapan Banjar di Desa Adat Penarungan.
“Krama kepah antuk banjar soanh -soang ngemargiang maleladan. Meleladan atau Mapeed sudah menjadi Dresta di Desa Adat Penarungan,”ujarnya.
Made Widiada yang juga seorang Notaris ini menyampaikan apresiasi tinggi kepada krama Banjar Blungbang karena keseragaman gebogan yang dibawa krama istri saat Mapeed. Hal ini menunjukan adanya kekompakan yang luar biasa di Banjar Blungbang.
“Mungkin pembuatan gebogan dilaksanakan bersama di Balai Banjar. Kami memohin banjar -banjar lain di Desa Adat Penarungan bisa mengikuti karena merupakan contoh yang baik dalam pelaksanaan Mapeed. Semoga bisa diikuti,”harapnya.
Sebagai informasi Piodalan di Pura Dalem Jati dilaksanakan setiap tahun sekali. Tepatnya, pada Purna Kadasa. Dalam pelaksanaan Piodalan tersebut juga terdapat pelaksanaan upakara yakni Napak Pertiwis sebelum Penyineban Piodalan yang nyejer selama tiga hari. Selain itu pelaksanaan upacara Masuci juga dilaksanakan di Pura Taman Biji desa adat setempat yang diikuti ribuan Krama dengan berjalan kaki sejauh 4 KM.(kbh6)