
Tradisi Pasar Majelangu di Desa Adat Tuban, Ajang Silaturahmi Masyarakat
Badung -Kabarbalihits
Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta kembali menggelar Pasar Majelangu, Kamis (23/3). Tradisi ini merupakan pelaksanaan ke enam kalinya, setelah sempat terhenti selama tiga tahun karena adanya pandemi Covid-19.
Pasar Majelangu juga dimaksudkan untuk Dharma Santhi ajang silaturahmi antar masyarakat Tuban yang sangat heterogen. Hal ini sekaligus upaya memupuk rasa persaudaraan dan persatuan di desa adat yang dikenal sebagai pintu gerbang Pulau Dewata karena sebagai lokasi bandar udara I Gusti Ngurah Rai. Pasar Majelangu saat Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Raya Nyepi, dilaksanakan sejak pagi hingga malam, berlokasi di Jalan Raya Tuban. tepatnya di sebelah utara Patung Kesatria Gatot Kaca. Pasar Majelangu diisi berbagai kegiatan dengan melibatkan masyarakat dan UMKM Serta pedagang mulai kuliner hingga kerajinan.
Bendesa Adat Tuban Wayan Mendra dalam sambutannya saat puncak Pasar Majelangu, Kamis 23 Maret 2023 malam, menyampaikan Pasar Majelangu Desa Adat Tuban merupakan tradisi yang diangkat dari kearifan lokal, dimana dahulu Krama Desa Adat Tuban sehari setelah Hari Raya Nyepi melakukan atraksi Medmedan (tarik tambang,red) dengam menggunakan bangsing pohon beringin yang melibatkan dua krama banjar yakni Tuban Pesalakan dan Tuban Griya. ” Hal ini untuk mencirikan persatuan dan kesatuan. Tuban ini terdiri dari dua banjar yakni Tuban Pesalakan dan Tuban Griya,”ungkapnya.
Dihadapan Camat Kuta, GM Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, dan perwakilan Danramil dan Kapolsek Kuta, Lurah Tuban maupun pengusaha serta ribuan masyarakat yang hadir, Wayan Mendra juga mengatakan Pasar Majelangu digunakan sebagai Dharma Santhi ajang silaturahmi antara masyarakat dengan para pemimpin untuk saling bertemu. “Jadi Pasar Majelangu kita jadikan ajang bertemu untuk memupuk tali persaudaraan sesama umat beragama di Desa Adat Tuban yang rukun, tentram dan damai,” paparnya.
Mantan Anggota DPRD Badung dua periode ini kembali menegaskan ditengah Hetrogen masyarakat yang ada di Tuban pihaknya sudah menjalin kesatuan dengan seluruh komponen masyarkat, mulai adat maupun kedinasan. “Jadi kegiatan Pasar Majelangu bisa terlaksana, karena gotong -royong. Kehadiran bapak/ibu merupakan suatu kehotmatan bagi kami, mohon maaf atas segala kekurangannya. Secara khusus Wayan Mendra juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Adat Tuban karena telah berpartisipasi aktif di Hari Raya Nyepi mulai pemelastian hingga pelaksanaan Catur Brata Penyepian.
“Selama Hari Raya Nyepi berjalan lanacar, tidak ada yang mengganggu kerukunan dan kekhusyukan kami untuk beribadah. Baik yang beragama Islam maupun Hindu. Karena Hari Raya Nyepi tahun ini bertepatan dengan shalat pertama Tarawih di Bulan Suci Ramadhan. Intinya toleransi disini tetap terjalin baik,” bebernya.
Sementara Camat Kuta Dewa Ngurah Bayudhewa menyampaikan kekagumannya melihat persatuan dan kesataun di Desa Adat Tuban. ” Kita bisa duduk bersama, antara yang pakai udeng dan yang pakai Peci. Semoga ini bisa terlaksana terus menerus di Desa adat Tuban,”harapnya.
Selain dimeriahkan berbagai hiburan dan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba, Puncak Pasar Majelangu Desa Adat Tuban juga disisi dengan pemberian dana motivasi kepada Seka Teruna yang telah berpartisipasi dalam parade ogoh -ogoh oleh Bendesa Adat Tuban Wayan Mendra.(Kbh6)