September 19, 2025
Seni Budaya

Istimewa, Topeng Gajah Mada Turut Mesolah Saat Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Desa Adat Blahbatuh

Gianyar-kabarbalihits

Sehari mejelang Hari Raya Nyepi umat Hindu di Bali menggelar upacara yang disebut dengan Tawur Agung Kesanga. Upacara ini menyimpan sejarah dan nilai tradisi yang kental berkaitan dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

Sementara di Kabupaten Gianyar, salah satu desa dari semua kecamatan yang ada, Desa Adat Blahbatuh menjadi tempat penyelenggaraanya. Kali ini upacara digelar adalah Tawur Balik Sumpah dan Mepedudusan Alit. Upacara terpusat di Catus Pata (perempatan agung) Desa Adat Blahbatuh yang dianggap sebagai titik temu antar ruang dan waktu.

“Jadi Tawur Balik Sumpah dan Pedudusan Alit ini merupakan keinginan bapak bupati Gianyar, sehingga untuk berjalannya upacara ini pihak pemerintah telah mengganggarkan sebesar 50 juta rupiah untuk biayanya,” ujar Bendesa Adat Blahbatuh, I Wayan Kantor seusai pelaksanaan Tawur, selasa (21/3).

Tawur ini merupakan upacara Butha Yadnya yang bertujuan untuk kesejahteraan alam dan lingkungan, tepatnya lagi bertujuan membersihkan Bhuana Agung dan Bhuana Alit sesuai konsep Tri Hita Karana.

Salah satu rangkaian upacara sehari sebelum Hari Raya Nyepi ini dilaksanakan pada Tilem Sasih Kesanga, tepat digelar pada siang hari.

Makna pelaksanaan Tawur Agung ialah membayar atau mengembalikan sari-sari alam yang diambil manusia selama memenuhi kebutuhan hidup. Pengembalian dilakukan dengan upacara yang ditujukan kepada para Butha, dengan tujuan para Butha tidak mengganggu manusia.

Pada Pecaruan Balik Sumpah serangkaian Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1945, Banjar Tengah Desa Adat Blahbatuh tampil sebagai penyelenggara. Dalam rangkaiannya juga menggunakan hewan sebagai persembahan dengan istilah Mapepada yang merupakan rangkaian upacara Bhuta Yadnya. Upacara Mapepada identik dengan penggunaan hewan berkaki dua, hewan berkaki empat, hewan yang tumbuh di darat, hewan yang tumbuh di air, hewan yang bisa tumbuh di darat dan di air, dan hewan yang bisa terbang. Mengkhusus pada Tawur Pecaruan Balik Sumpah kali ini menurut Kelihan Adat Banjar Tengah Blahbatuh, I Gusti Ngurah Widiya Wiyasa, SH, upacara menggunakan hewan kambing dan godel atau anak sapi.

Baca Juga :  Ajarkan toleransi sejak dini, TK. Strada Budi Luhur Bekasi kunjungi Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi

“Bahkan sejak tahun 1950 pecaruan seperti ini sudah dilaksanakan oleh para pendahulu kami di Catus Pata Desa Adat Blahbatuh. Kami memulai kembali berkat dukungan pemerintah sehingga upacara ini telah berjalan sesuai dengan harapan,” jelasnya.

Ada hal yang istimewa dalam pelaksanaan Tawur Kesanga kali ini, yaitu Ida Betara Topeng Gajah Mada yang merupakan pusaka Puri Ageng Blahbatuh juga di tarikan dalam upacara ini. “Selain itu Wayang Jawa juga merupakan benda sakral di Puri Ageng Blahbatuh turut dipentaskan sebagai pemuput karya,” pungkas Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana.

Setelah dilaksanakan Tawur Agung Kesanga dilanjutkan dengan pawai ogoh-ogoh yang berwujud Bhuta Kala atau (simbol kejahatan). Ogoh-ogoh diarak keliling desa, kemudian dibakar, sehingga akan tercapai kehidupan yang harmonis sejalan dengan ajaran Tri Hita Karana.  (kbh2)

Related Posts