
Yayasan Sintesia Animalia Indonesia Bergerak Untuk Cianjur, Hewan Kukang Berhasil Dievakuasi
Cianjur-kabarbalihits
Yayasan Sintesia Animalia Indonesia (SAI) bergerak untuk membantu hewan ternak dan hewan domestik terdampak Gempa di Cianjur, Jawa Barat sejak 11 Desember 2022.
Menurut Ketua Sintesia Animalia Indonesia, Jovand Imanuel Calvary tim ini terdiri dari dokter hewan yang tergabung di Yayasan Sintesia Animalia Indonesia. Juga dibantu dokter hewan di posko Hewan UPT Wilayah Cianjur Utara untuk mendistribusikan puluhan Ton pakan untuk hewan ternak, ratusan Kilogram pakan hewan domestik, vitamin, dan obat obatan serta terpal untuk pemilik ternak yang kandangnya roboh dan rusak parah.
Selama sepekan tim SAI menelusuri beberapa daerah titik gempa di Cianjur, tidak hanya rumah penduduk yang dalam keadaan hancur namun beberapa kandang hewan dalam kondisi rusak parah dan tidak memungkinkan digunakan lagi oleh pemilik. Lainnya, hewan ternak dan hewan domestik memerlukan pakan, obat obatan dan juga vitamin.
“Selain bantuan pakan hewan ternak dan hewan domestik tim SAI juga memberikan bantuan berupa terpal untuk kandang peternak yang roboh akibat gempa. beberapa kandang peternak mengalami kerusakan, baik rusak parah maupun rusak ringan,” kata Jovand (19/12/2022).
Sementara drh. Sasadara Vernandes mengatakan, beberapa hewan ternak membutuhkan tenda sementara untuk mengevakuasi ternak ternak mereka ketempat yang aman untuk sementara waktu pasca bencana gempa di Cianjur.
“Hal ini tentunya keprihatinan kami yang mendalam untuk sodara sodara kami yang terkena dampakgempa di Cianjur,” ujar drh. Sasadara Vernandes
Pasca Gempa Cianjur pihaknya juga mendapatkan informasi dari salah satu relawan bahwa ditemukan seekor hewan kukang yang kemudian diamankan di salah satu posko bencana di desa Sarampat.
“Setelah koordinasi dengan UPTD dinas peternakan, kesehatan hewan dan pertanian wilayah Cianjur utara kami pun menyusun tim untuk mengevakuasi kukakng tersebut sembari kami berkoordinasi dengan BKSDA Kabupaten Cianjur,” sambung Jovand Imanuel Calvary.
Kukang merupakan primata yang masuk dalam daftar 25 primata terancam punah di dunia ini juga dilindungi oleh peraturan internasional.
Kemudian pada Senin (12/12/2022) tim dari BKSDA menjemput kukang untuk di lakukan beberapa pemeriksaan medis dan penanganan lebih lanjut serta akan di observasi beberapa hari untuk menentukan apakah bisa dilepas liarkan atau akan direhab beberapa waktu kedepan.
“Mari bijak menentukan hewan peliharaan utamanya satwa liar, mereka habitatnya di hutan dan ketika menjadi hewan peliharaan, disamping beberapa orang sangat minjm pengetahuan dalam perawatan, tapi yang sangat mendasar adalah mereka biasanya hidup bebas bergantungan di pohon dan ketika mereka berada didalam kandang, itu akan memicu hewan tersebut stres, lebih agresif,” jelasnya.
Jovand mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama sama menyelematkan kukang dan satwa lainnya dari perburuan oknum oknum yang hanya ingin meraup keuntungan.
“Mari selamatkan kukang dan satwa liar lainnya agar mereka mendapatkan kebebasan sesuai habitat nya, Jangan melihat karena mereka lucu kemudian kebebasan mereka kita ambil. Stop pelihara satwa liar!!,” tegas Jovand ketua Yayasan SAI.
drh. Debby menambahkan, tidak hanya orang dewasa, anak anak pun dipandang mengalami trauma dengan bencana yang mereka alami. Tim SAI mendapatkan kesempatan mengunjungi posko khusus anak anak di posko induk TNI.
Tim dari SAI didampingi salah seorang anggota TNI yang kebetulan pecinta hewan turut memberikan motivasi dan edukasi ringan tentang hewan peliharaan. Tak sedikit diantara mereka punya hewan peliharaan.
“Dalam memberikan motivasi tim kami juga memberikan beberapa Snack yang dibagikan kepada anak anak, melihat senyuman mereka, suatu kebahagian tersendiri buat kami,” imbuh drh. Debby. (kbh1)