
Sumur Resapan Efektif Tingkatkan Cadangan Air Tanah
Denpasar – kabarbalihits
Menabung air hujan dengan sumur resapan adalah salah satu solusi efektif mencegah terjadinya krisis air tanah di Bali. Demikian terungkap dalam seminar bertema “Menabung Air Hujan untuk Menyelamatkan Bumi Melalui Sumur Resapan” yang diselenggarakan Perkumpulan JANMA, Jumat (9/12/2022) di Kuta, Badung.
Ketua Perkumpulan Janma, Nyoman Oka mengatakan seminar ini merupakan rangkaian pelaksanaan program “Menabung Air Hujan melalui Sumur Resapan untuk Konservasi Air” yang dilaksanakan di Kabupaten Badung, khususnya di Catchment Area Mengwi dan Petang.
Melalui program yang didukung The Coca Cola Foundation tersebut, telah selesai dibangun 425 sumur resapan yang tersebar di desa Sembung, Kuwum, Sobangan, dan Getasan. Kini sumur resapan yang dibangun telah berfungsi meresapkan air hujan dan mengurangi genangan air saat terjadi hujan.

Seminar “Menabung Air Hujan untuk Menyelamatkan Bumi Melalui Sumur Resapan” dibuka Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Drs. I Made Teja mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Bali. Pada kesempatan tersebut, Made Teja mengungkapkan apresiasinya terhadap JANMA dan Coca Cola Foundation yang telah berupaya menabung air hujan melalui pembangunan sumur resapan. Dirinya berharap kegiatan ini ke depannya tidak hanya dilaksanakan di wilayah Badung, namun juga di kabupaten-kabupaten lain di Bali.
“Harapan saya ke depan, bentuk kegiatan kerjasama ini kalau bisa tersebar di beberapa kabupaten, terutama yang daerahnya rawan kekurangan air pada saat tertentu. Untuk selanjutnya kiranya harus didukung oleh berbagai pihak, baik dari desa, pemerintah daerah kabupaten/ kota, untuk kolaborasi penentuan lokasi pembangunan sumur resapan,” ungkap Made Teja.

Seminar kali ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Gde Suarja dari Perkumpulan JANMA, Asep Mulyana dari IUWASH Tangguh, dan Kepala Bidang ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan, ST, M.Si. Sedangkan hadir sebagai peserta yaitu kalangan akademisi, dinas terkait dari provinsi Bali dan Kabupaten/kota se-Bali, PDAM se-Bali, camat Mengwi dan Petang, Perbekel 4 desa penerima program sumur resapan, serta stakeholder lainnya.
Dalam paparannya koordinator IUWASH Tangguh, Asep Mulyana mengungkapkan banyak wilayah di Indonesia, termasuk Bali saat ini mengalami persoalan yang sama, yaitu semakin berkurangnya cadangan air tanah. Kondisi ini terjadi karena air hujan yang seharusnya diserap sebanyak-banyaknya ke dalam tanah, kini lebih banyak mengalir di permukaan menuju ke laut.
Tidak jarang kondisi tersebut menimbulkan genangan dan banjir saat hujan. Penyebabnya adalah banyaknya alih fungsi lahan, terutama di daerah tangkapan air hujan. Ditambah lagi perubahan iklim global yang menyebabkan suhu bumi semakin panas, serta perubahan pola hujan. Menurut Asep Mulyana, salah satu solusi efektif untuk meningkatkan kembali cadangan air tanah adalah dengan membangun sumur resapan.
“Dalam hal menyerapkan air hujan ke dalam tanah, teknologi yang instan, ekonomis, efektif, efisien, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan akuntable adalah sumur resapan. Sumur resapan itu mudah dihitungnya, dipastikan seluruh air masuk ke dalam tanah,” jelas Asep Mulyana.

Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan, ST, M.Si. mengatakan persoalan air tanah tidak bisa dikerjakan sendiri oleh pemerintah saja. Kolaborasi mutlak diperlukan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota, akademisi, dan badan usaha, dan masyarakat, lembaga, dan mitra pembangunan.
Sementara itu Gde Suarja dari JANMA mengungkapkan pengalamannya membangun 425 sumur resapan dalam waktu 10 bulan di Catchment Area Mengwi dan Petang. Gde Suarja mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan secara swakelola dengan memanfaatkan material dan tenaga kerja lokal setempat.
Pada awalnya masyarakat banyak yang ragu-ragu karena belum mengerti tentang manfaat sumur resapan. Setelah dilakukan sosialisasi, masyarakat menjadi tertarik dan bersedia dibangunkan sumur resapan di pekarangan mereka. JANMA yang didukung Coca Cola Foundation awalnya berencana membangun 400 sumur resapan, namun bertambah menjadi 425 karena adanya permintaan masyarakat.
Saat ini sumur resapan itu telah terbukti sangat bermanfaat dalam mengurangi genangan air di pekarangan rumah saat terjadi hujan, sekaligus menyerapkan air hujan menjadi cadangan air tanah. (kbh7)


