November 25, 2024
Daerah

Wayan Suyasa dan Anom Gumanti Hadiri Diskusi Publik Smart City Lewat Gerakan Budaya, Harapkan Pengembangan Pesisir Pantai di Badung Makin Baik

Badung – Kabarbalihits

Wakil Ketua DPRD Badung I Wayan Suyasa dan Anggota DPRD Badung Gusti Anom Gumanti menghadiri diskusi publik dengan tema “Badung-Bali Bangkit dan Pulih Menuju Kota Cerdas (Smart City) Melalui Gerakan Budaya” di Palm Beach Resort Kuta, Jumat (25/11).

Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan “Bhinneka Pantai Jerman Culture Festival”. Dari diskusi ini diharapkan, melalui pendekatan budaya, pengembangan pantai di wilayah Badung makin berkualitas menuju konsep smart city.

Selain dihadiri perwakilan DPRD Badung, diskusi publik juga menghadirkan pembicara dari Direktorat Kawasan , Perkotaan dan Batas Antar Negara Kemendagri, budayawan Eros Djarot, akademisi dari Undiknas Denpasar dan warg Banjar Segara Kuta serta para masyarakat maupun generasi muda sebagai peserta diskusi.

Anggota DPRD Badung Gusti Anom Gumanti menyatakan, melihat diskusi ini cukup menarik. Pihaknya berharap kajian dari para akademisi, hasil diskusi, serta kolaborasi pentahelix secara bersama-sama nanti bisa mewujudkan pembangunan kawasan pantai di Badung ini menjadi lebih baik.

“Yang paling penting di antara semua itu adalah bagaimana caranya untuk menata pantai ini agar memiliki daya saing. Saya mewakili Bapak Ketua, melihat diskusinya sangat baik. Harapan saya, ini tidak hanya untuk mempackaging atau memanage Pantai Jerman saja. Karena kawasan pantai yang kita miliki di Badung ini sangat luas,” ungkapnya.

Wakil rakyat dari Dapil Kecamatan Kuta yang juga yang juga Ketua Tim Penataan Pantai Kuta, menambahkan, yang cukup penting dalam pengembangan pantai ini adalah konsepsi. Menurutnya, penting bagi setiap pantai membuat terobosan baru dengan memadu-madankan kesenian Bali yang banyak jenisnya. Seperti di Pantai Jerman kini ada terobosan berupa kecak perempuan inovatif. Pantai di Badung yang menjadi destinasi, kata dia, harus memiliki nilai jual.

“Misalnya Pantai Kuta, konsepnya mau ke arah mana, daya saingnya mau kemana? Bagaimana pun juga muaranya memiliki nilai jual. Destinasi kalau tidak memiliki nilai jual, jadi kurang berkualitas. Jadi saya berharap ada kajian dari berbagai pihak untuk membuat konsepsi ini. Supaya tidak sama nanti dengan yang laun. Contoh di Uluwatu dikombinasi dengan kecak. Nah di Pantai Jerman ini ada kecak perempuan inovatif,” kata Anom.

Mengenai konsep smart city, menurut Anom, tentu harus dikaji pranata-pranata, infrastruktur, tata ruang, aspek lingkungan dan sebagainya. Tak hanya kajian akademisi, masyarakat juga paling penting perannya untuk mau diajak ke arah kemajuan seperti konsep smart city dimaksud. “Intinya kita mendorong masyarakat untuk bersama-sama menuju Badung yang berorientasi pada kualitas penataan pariwisata, terutama wilayah pesisir pantai,” pungkasnya.

Baca Juga :  Desa Siangan Bangun TPS 3R, Managemen pengelolaan Sampah Skala Desa

Sementara itu, Direktur Direktorat Kawasan, Perkotaan dan Batas Antar Negara Kemendagri, Amran mengatakan, pengembangan smart city untuk perkotaan di Bali dengan berbasis budaya sangat diharapkan. Sebab Bali sudah memiliki budaya yang kuat. “Di Bali ini masyarakatnya sudah memiliki budaya yang kuat. Beberapa kota besar dunia itu berkembang, juga karena budayanya yang kuat. Nah di Badung khususnya di Pantai Jerman ini kita lihat masyarakatnya sudah terbukti. Bagaimana Pantai Jerman itu awalnya banyak sampah, kini berubah menjadi bersih, bahkan hari ini ada festival kebudayaan. Ini sebuah wujud bagaimana di Badung menjadi kota yang lebih baik, dimulai dari beberapa wilayahnya. Seperti di Pantai Jerman ini salah satunya,” pungkasnya.(kbh6)

Related Posts