November 25, 2024
Ekonomi

Bappenas Targetkan Indonesia Jadi Negara High Income, Transformasi Ekonomi Harus Dilakukan

Badung -Kabarbalihits

Di tahun 2045, bertepatan dengan peringatan Kemerdekaan RI yang ke-100 Tahun, Indonesia ditargetkan dapat menjadi negara dari kategori Middle Income menjadi High Income. Sedangkan waktu yang tersisa untuk Indonesia mewujudkan hal itu, hanya tersisa 22 Tahun menuju Tahun 2045.

Demikian dikatakan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangannya  usai kegiatan Development Forum (IDF) 2022, Selasa (22/11).

Lebih lanjut dikatakan mewujudkan hal itu, tentu harus bekerja cepat, dan tidak bisa sendirian hanya pemerintah saja, namun harus kolaboratif effort, kolaboratif action bekerja sama dengan sesama lintas pemangku kepentingan. “Yang ingin kami garis bawahi, untuk bisa kita menjadi naik kelas negara berpendapatan tinggi kita harus melakukan transformasi ekonomi,” katanya.

Lantas ia pun juga menekankan jika Indonesia tidak segera melakukan transformasi ekonomi tentunya pencapaian High Income akan sangat sulit digapai. Karena tidak ada negara didunia yang bisa naik kelas tanpa transformasi ekonomi. Selain itu Indonesia saat ini masih memiliki ruang bonus demografi yang akan berakhir yang tentunya dapat menjadi salah satu acuan untuk menjadikan Indonesia negara dengan High Income.

“Jadi windows pf opportunity kita saat ini adalah saat ini atau tidak sama sekali. Oleh sebab itu tentuny dalam IDF Tahun 2022 ini mengambil tema ‘The 2024 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation’,” imbuhnya.

Tanpa industrialisasi produktivitas ekonomi  tidak bisa tumbuh dan tanpa produktivitas Indonesia tak bisa tumbuh ekonominya untuk waktu yang panjang. “Jadi untuk kita bisa naik 6 persen kita harus tingkatkan produktivitas ekonomi, ini dilakukan melalui industrialisasi. Industrialisasi yang harus kita dorong bukan hanya sekedar industrialisasi tapi kita juga harus menggunakan paradigma baru industrialisasi,” ujarnya

Sementara itu, Taufik Hanafi selaku Sesmen PPN/ Sestama Bappenas mengatakan pembahasan dalam IDF ini penting karena akan memperkuat isu-isu penting yang akan dihadapi oleh Indonesia. “Untuk bisa maju sehingga mencapai cita- cita saat merayakan Kemerdekaan 100 tahun. Ada pesan sangat penting bahwa untuk bisa kita bergerak maju harus dilakukan secara kolektif. Ini ada perwakilan tidak hanya dari Bappenas tapi juga dari pelaku industri ada Telkom, PT. Diragantara, dan juga dari Kneks mewakili semua pelaku industri dan akademisi ITB. Ini kolaborasi sangat kuat dimana IDF 2022 tidak hanya kumpulkan ide tapi sampai pada outputnya,” paparnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) /Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas RI) Suharso Monoarfa mengungkapkan peluncuran tiga inisiatif dalam puncak Indonesia Development Forum (IDF) Tahun 2022, sebagai upaya meningkatkan industrialisasi menuju transformasi ekonomi di tanah air.

“Jadi Pertama, Peluncuran rencana induk pengembangan industri digital kerjasama dengan PT Telkom; lalu Kedua, Peluncuran peta jalan pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan, dan Ketiga, Penandatanganan nota kesepahaman PT Dirgantara Indonesia dengan Institut Teknologi Bandung: Pusat Rancang Bangun Pesawat,” terang Suharso secara daring, yang tampak duduk bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto , dan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam menyampaikan pandangan atas transformasi ekonomi kedepannya. Menurut  Suharso, transformasi ekonomi Indonesia untuk mewujudkan visi 2045 harus ditopang dengan industrialisasi. Sebab, sudah banyak pengalaman negara-negara maju di dunia menunjukkan bahwa untuk naik kelas dari Lower Income ke Middle Income atau dari Middle Income ke High Income diperlukan transformasi ekonomi. Mengenai transformasi selalu dilakukan melalui industrialisasi.

Baca Juga :  Permintaan Kue Nastar Gepeng Meningkat Jelang Lebaran

Suharso menekankan di puncak hari kedua, pemerintah telah turut mendengarkan rekomendasi inovatif dari pemangku kepentingan, antara lain; 1. SDGs Center Universitas Hasanuddin: pemenang Call for Submission, yang menawarkan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh industri; 2. Kawasan industri terpadu Batang: menyiapkan sumber daya manusia terampil sesuai kebutuhan investor; 3. PT Bali Coklat: rekomendasi tentang penciptaan nilai tambah komoditas unggul Bali, yaitu cokelat yang didukung kemitraan dengan petani coklat; Dan 4. Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur: rekomendasi tentang penguatan kolaborasi untuk mendukung industrialisasi di pusat ekonomi yang akan di bangun Ibu Kota Negara (IKN).

“Insentif dan intervensi kebijakan untuk industrialisasi haruslah disesuaikan dengan kebutuhan sektor dan tahapan industri. Kemudian di setiap industrialisasi membutuhkan intervensi kebijakan dan insentif yang berbeda-beda,” katanya.kbh6

Related Posts