Unhi Bersama PHDI Uji Publik Kajian Sabha Walaka Terkait Pedoman Diksa
Denpasar-kabarbalihits
Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar bekerjasama dengan PHDI menggelar Webinar Nasional Uji Publik Naskah Kajian Sabha Walaka tentang Bhisama Pedoman Diksa, kamis (17/11) di kampus Unhi Denpasar. Kegiatan ini merupakan kontribusi Unhi Denpasar sebagai Perguruan Tinggi Hindu untuk mendukung, mendorong dan mempercepat program PHDI.
Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., mengatakan Webinar Nasional Uji Publik Naskah Kajian Sabha Walaka tentang Bhisama Pedoman Diksa merupakan salah satu kontribusi Unhi Denpasar sebagai Perguruan Tinggi Hindu untuk mendukung, mendorong dan mempercepat apa yang menjadi program dari PHDI. Unhi Denpasar terus berusaha untuk bisa berkontribusi lebih banyak terkait dengan program-program keumatan PHDI.
“Terkait dengan Diksa kami memiliki 2 peran, salah satu adalah penyusunan pedoman Diksa di PHDI. Dan yang kedua, karena kami adalah perguruan tinggi bagaimana meningkatkan pemahaman kedalaman terkait dengan keagamaan Hindu, terutama melalui proses pembelajaran, baik program S1, S2, maupun S3,” ujar Prof. Damriyasa.
Prof. Damriyasa mengungkapkan bahwa tidak sedikit para Pinandita di Bali merupakan alumni dari Unhi Denpasar. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mencari solusi agar lebih banyak lagi Pinandita maupun kader Pinandita bisa belajar di Unhi Denpasar. Apalagi, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI telah melakukan terbosan dengan menulis surat kepada LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) agar Pinandita maupun Kader Pinandita yang kuliah di Unhi Denpasar mendapatkan beasiswa.
Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat, Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, M.T.P. mengatakan uji publik prosedur diksa akan memunculkan suatu pertanyaan yakni apakah Bhisama Diksa itu sudah pernah ada?
“Jawabannya sudah. Bahkan sudah ada dua atau tiga bhisama terutama banyak sekali terdapat pedoman bahkan lontar-lontar tentang bagaimana prosedur diksa,” ucapnya.
Diakuinya tim Sabha Walaka sudah mendesain sebuah naskah hasil kajian yang nantinya akan diuji publik.
“Sehingga webinar uji publik ini sebenarnya sudah merupakan diseminasi bahwa sudah ada aktivitas seperti ini,” ucapnya sembari menyatakan dari tujuh kajian baru 3 (tiga) diantaranya yang baru diuji publik.
Ketua PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya (WBT) menyatakan pihaknya melanjutkan kembali kajian di Saba walaka.
“Apa yang ingin kami pecahkan bersama adalah titik-titik di mana akan berkaitan dengan keumatan,” kata WBT.
Wisnu mengingatkan kembali, kerap terjadi dinamika kehidupan di internal umat Hindu sendiri yang perlu diselesaikan dan dikaji bersama sehingga pencerahan kepada umat akan lebih terang dan tidak akan ada keragu-raguan.
“Sehingga terciptalah keharmonisan antar umat di negara kita,” ujarnya.
Dengan kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan keilmuan sumber daya Hindu sehingga akan terjadi rasa bangga sebagai umat Hindu.
Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak merasa bangga karena satu kajian terkait keumatan kembali telah diselesaikan oleh Sabha Walaka. Jika sebelumnya kajian terkait Sampradaya, Ekonomi Hindu, kini kajian mengerucut kepada Prosedur Pediksan.
“Itu sangat penting sekali karena dalam memperbaiki bishama harus berdasarkan uji publik dan tidak boleh ada gontok-gontokan yang penting tolak ukurnya adalah sastra. Dan perbedaan itu tidak boleh kita pertentangan karena baik di Bali, Jawa dan darah lainnya sudah barang tentu berbeda cara namun akan berpegang kepada satu sastra,” pungkasnya.(Kbh2)