October 14, 2024
Ekonomi Nasional

Menteri Luhut Resmikan PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua, Dirut PLN : Bukan Sekedar Showcase Untuk KTT G20

Denpasar-kabarbalihits

Komitmen PLN dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission di tahun 2060 yakni melakukan upaya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara Nusa Dua.

PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua berkapasitas 100 Kilowatt-peak (kWp) milik PLN Group tersebut diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Basuki Hadimuljono dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Kehadiran pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) ini turut mendukung keandalan pasokan listrik gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Menteri Luhut Pandjaitan menyampaikan, pembangunan PLTS terapung ini merupakan wujud nyata Indonesia dalam transisi energi dengan gencar membangun pembangkit berbasis EBT. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon menuju net zero emission pada tahun 2060.

“Kita akan membangun banyak sekali (PLTS). Ini hanya intermitten saja, untuk baseloadnya kita punya geothermal, hidro power, ada macam-macam. Indonesia punya 437 gigawatt (GW) potensi EBT, masih banyak ruang untuk terus bertambah,” ucap Menteri Luhut Pandjaitan di Waduk Muara Nusa Dua, Kelurahan Pemogan, Denpasar, Jumat (11/11/2022).

Di Indonesia terdapat 5.000 lebih danau dan 300 lebih bendungan, apabila dimanfaatkan 5 persen dari jumlah bendungan di Indonesia untuk membangun PLTS terapung, diyakini mampu menghasilkan energi beberapa puluh ribu Megawatt.

“Itu potensi kita. Karena lagi menunggu teknologi untuk menjadi storage baterai. Kalau itu bisa berarti 24 jam bisa jalan. Ini komitmen pemerintah, sangat detail mengecek rencana ini (PLTS). Kami bersyukur semua program itu bisa tercapai,” jelasnya.

PLTS terapung Muara Tukad ini merupakan bagian dari tiga pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) yang siap diperlihatkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Dua pembangkit EBT lainnya yaitu PLTS atap di 33 gedung yang tersebar di Bali dengan total kapasitas 890,55 kWp, dan PLTS hybrid di Nusa Penida, Klungkung, sebesar 3,5 megawatt peak (MWp).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua ini bukan hanya sekadar showcase untuk KTT G20, melainkan juga sebagai simbol tidak ada lagi dilema energi di masa depan. Perubahan dari energi kotor menuju energi bersih perlu segera dilakukan untuk menciptakan bumi yang lebih baik di masa mendatang serta biaya yang lebih murah.

“Upaya kami dalam menurunkan gas rumah kaca ini adalah upaya yang bukan hanya karena perjanjian internasional, bukan hanya kebijakan, because we do really care,” kata Darmawan.

Dijelaskan, PLTS yang terdiri dari 228 panel solarcell tersebut telah selesai dan berhasil diuji coba sejak awal Oktober melalui inovasi Smart Grid Inovasi tersebut merupakan salah satu program dari transformasi PLN yang menggunakan teknologi sistem digital untuk memonitor dan mengelola pasokan energi listrik sesuai dengan kebutuhan beban.

“Di sini untuk apungnya dari buatan dalam negeri, frame nya dari dalam negeri, semua peralatannya dalam negeri. Ke depan ini masih ada ruang kita membangun kapasitas nasional,” papar Darmawan.

Darmawan juga menegaskan komitmen PLN dalam transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060 dengan mengutamakan potensi alam yang berlimpah sekaligus menggerakan perekonomian nasional. Karena menurutnya, dengan menggunakan produk lokal dalam pembangunan pembangkit, maka ekonomi Indonesia bisa ikut terangkat.

“Untuk transisi energi membutuhkan lebih dari USD 700 miliar atau Rp 10 ribu triliun. Kalau itu menjadi pangsa pasar produk luar negeri, ekonomi kita akan melambat, job creation nya bukan di Indonesia, tetapi di negara-negara lain,” tegas Darmawan.

Melalui subholding PLN Indonesia Power, perseroan menyelesaikan proyek PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua ini hanya dalam satu bulan dua minggu. PLTS terapung ini dibangun di atas area seluas 0,35 hektare atau 1 persen dari luas Waduk Muara Nusa Dua.

Proyek ini merupakan penugasan pemerintah pada 19 Juli 2022. Pada September 2022 dilakukan sejumlah pekerjaan mulai dari proses perizinan, konstruksi hingga sinkronisasi tahap pertama. PLTS Terapung Muara Nusa Dua mendapatkan sertifikat laik operasi (SLO) pada 28 Oktober 2022.

“Proyek PLTS ini juga wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” terangnya.

Baca Juga :  Bupati Buleleng Minta STAHN Mpu Kuturan Terus Cetak Lulusan yang Profesional dan Berkualitas

Darmawan juga menyampaikan apresiasi kepada para stakeholder yang terlibat baik itu dari Kementerian Koordinator, Kementerian terkait, Gubernur Bali dan pihak-pihak lainnya yang telah berkontribusi aktif dalam pembangunan PLTS tersebut.

“Tugas PLN adalah memang menyediakan listrik. Tetapi di masa depan dengan adanya transisi energi our main job is to take care the environment, sedangkan listrik adalah by product kami,” imbuhnya. (kbh1)

Related Posts