November 25, 2024
Seni Budaya

Pasca Terbakarnya Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu, Persembahyangan Umat Dilaksanakan di Madya Mandala

Badung – Kabarbalihits

Pasca terbakarnya pelinggih utama di Pura Luhur Uluwatu berupa Meru Tumpang Tiga Selasa 8 November 2022 malam, Puri Agung Jro Kuta selaku Pengempon bersama Desa Adat Pecatu selaku Pemgemong, segera akan menggelar upacara guru piduka yang diagendakan Sabtu 12 November 2022 mendatang. Hal ini penting dilakukan, mengingat dalam waktu dekat, rangkaian hari raya akan di mulai, termasuk pujawali Januari 2023 mendatang. Hal tersebut disampaikan Penglingsir Puri Agung Jro Kuta Anak Agung Ngurah Jaka Pratidnya bersama Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta, Rabu (9/11) sore di Pura Luhur Uluwatu.

Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon Pura Luhur Uluwatu, Anak Agung Ngurah Jaka Pratidnya atau akrab disapa Turah Joko juga menyampaikan apresiasi kepada pihak Damkar Badung yang telah sigap melakukan penanganan kebakaran ini. “Jika melihat geografis lokasi pelinggih utama ini, memang lokasinya berada di ketinggian dan sangat menjorok ke tengah laut. Meski kata dia, penangkal petir telah terpasang dan telah di cek tahun lalu dan kondisinya saat itu dinyatakan normal,”ungkapnya.

Namun pihaknya tidak ingin mengkaitkan terbakarnya meru dengan hal lainnya. “Ini pertanda apa, kami selaku pengempon dan pengemong yakni Desa Adat Pecatu berpikir positif saja,” ujarnya. Terkait kejadian ini Turah Joko mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Bagawanta Puri Ida Ratu Pedanda, bahwa hari Sabtu 12 November akan digelar upacara Guru Piduka, Mecaru. “Serangkaian dengan itu, juga akan digelar doa bersama untuk mendoakan kesuksesan KTT G20,”paparnya.

Untuk rencana perbaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan prajuru Desa Adat Pecatu serta sudah dikoordinasikan dengan Ratu Pedanda, bahwa, bangunan yang lama ini rencananya akan dibongkar total, karena sudah merupakan cuntaka. Selama proses perbaikan lanjut Turah Joko, nantinya untuk para pemedek yang akan bersembahyang, telah disiapkan di Madya Mandala.

“Intinya untuk layanan umat tidak akan terganggu, tetap akan difasilitasi,”tegasnya.

Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta menyatakan Pura Luhur Uluwatu sebagai Pura Sad Kahyangan milik umat, pihaknya selaku Bendesa Adat Pecatu menyatakan sudah melakukam koordinasi dengan Pemkab Badung dalam hal ini Sekda Adi Arnawa bahwasanya terbakarnya meru di Pura Uluwatu adalah bencana alam. ” Sudah kami laporkan dan sudah diatensi, karena ini Pura SadKahyangan sehingga dari penganggaran akan saling bersinergi antar pengempon dan pengemong serta pemerintah bisa melakukan upaya -upaya untuk penanganan sehingga pelinghih ini bisa dibangun dan diupacarai sehingga penggunaannya bisa normal kembali,” sambungnya.

Baca Juga :  Unik Rumah Arwah Tjo Kong Tik, Ngaben Ala Tionghoa di Bali

Secara khusus Made Sumerta yang juga Anggota DPRD Badung ini berharap kedepan tim teknis terkait dapat mengoptimalkan kajian untuk meminimalisir bencana serupa khususnya pelinggih tersambar petir. “Disini perlunya unit teknis melakukan kajian lebih matang. Apakah disi perlu penambahan penangkal petir mengingat lokasi pura diketinggian dan berdekatan dengan air yakni laut,”harapnya.

Sebagai infirmasi Kondisi serupa yakni pelinggih tersambar petir di Pura Luhur Uluwatu pernah juga terjadi sebelumnya, yakni, tahun 1987 dan tahun 1995 silam.(kbh6)

Related Posts