Membangun 400 Unit Sumur Resapan, Upaya Yayasan Janma Bersama Masyarakat Mencegah Krisis Air Di Bali
Badung – kabarbalihits
Air merupakan barang non substitusi yang keberadaannya tidak bisa digantikan, karena air memiliki peran sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Seiring dengan peningkatan jumlah populasi manusia, maka kebutuhan akan air pun semakin meningkat secara kuantitas.
Di sisi lain,pesatnya pembangunan sarana dan prasarana sektor industri pariwisata di Bali, secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya eksploitasi pemanfaatan air secara besar-besaran sebagai daya dukung dari keberadaan sektor pariwisata itu sendiri. Selain itu, tidak dapat dipungkiri perkembangan jumlah populasi penduduk di Bali yang terus bertambah juga menyebabkan kebutuhan konsumsi air bersih di Bali mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Mirisnya, fenomena peningkatan pemakaian atau eksploitasi terhadap air bersih khususnya air tanah ini tidak dibarengi dengan tindakan nyata untuk melakukan konservasi atau pengembalian atas sumber air yang dimanfaatkan. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, tidak dipungkiri berpotensi membuat Bali mengalami masalah krisis air bersih khususnya air tanah di masa depan.
Melihat permasalahan ini, JANMA tergerak untuk mengajak masyarakat melakukan konservasi sumber daya air melalui ‘Gerakan Menabung Air Hujan dengan Membangun Sumur Resapan (SR)’ yang dimulai di wilayah Kecamatan Mengwi dan Petang, Kabupaten Badung.
Koordinator Program JANMA, Ir. I Gde Suarja menjelaskan, secara sederhana konsep Menabung Air Hujan adalah salah satu upaya untuk melakukan konservasi dengan mengembalikan air hujan untuk diresapkan kembali ke dalam tanah, sehingga dalam jangka waktu tertentu diharapkan bisa mengembalikan cadangan air tanah yang selama ini dimanfaatkan secara terus-menerus.
Lebih lanjut, Gde Suarja menjelaskan, model Sumur Resapan yang dibuat berukuran : 2 x 2 x 2 Meter (volume 8 M3), dengan dinding keliling dibiarkan berupa tanah (tanpa diisi batako/batu-bata), untuk memudahkan peresapan air ke samping dan ke bawah. Lokasi pembangunan SR, disesuaikan dengan kondisi lahan masyarakat, mengingat kondisi lahan terbuka hijau yang selama ini berfungsi sebagai daerah resapan air semakin tahun semakin menyempit oleh karena pesatnya pembangunan pemukiman masyarakat.
“Dimulai sejak Februari 2022 hingga saat ini, JANMA bersama masyarakat sudah membangun 400 titik Sumur Resapan (SR) yang tersebar di wilayah Desa Sembung, Kuwum, dan Dusunn Tegalnarungan-Sobangan, Kecamatan Mengwi serta di Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, sebagai catchment area program yang didukung bersama Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI)” Ujarnya.
Proses pembangunan SR sepenuhnya melibatkan tukang-tukang local sehingga membantu meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat. Saat musim hujan ini, sumur resapan tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk meresapkan air ke dalam tanah sehingga mengurangi genangan air dan volume air yang terbuang ke selokan atau ke jalan.
“Apa yang kami lakukan saat ini dengan membangun 400 titik Sumur Resapan adalah langkah awal dalam penyelamatan alam dan sumberdaya air di Bali, semoga dapat menjadi sebuah trigger bagi semua pihak untuk bisa memulai secara bersama-sama melakukan kegiatan nyata gerakan konservasi penyelamatan lingkungan khususnya sumber air, sehingga Bali bisa terhindar dari potensi masalah krisis air.” Ucap Gde Suarja. (kbh5)