November 25, 2024
Daerah Ekonomi

Majukan Sistem Pertanian di Indonesia, Mentan Syahrul Minta Kurangi Kegiatan Impor 

Denpasar-kabarbalihits

Dalam memajukan sektor Pertanian dibutuhkan kerjasama oleh seluruh pihak, sehingga dengan hadirnya Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) menjadi lembaga swadaya masyarakat dan Kementian Pertanian akan siap mensuport lebih maksimal. 

Dimana sistem pertanian di Bali mendapat sanjungan yang perlu diterapkan di daerah lain, dengan tidak banyak teori. Seperti sistem pengairan subak yang diadopsi dari Bali. 

Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri puncak acara Forum Nasional (Fornas) Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) dan Magang Petani di Desa Budaya Kertalangu, Kesiman, Denpasar (26/9/2022). 

“Sekarang dibutuhkan bagaimana membangun network dan mengenergize melalui pelatihan melalui rangsangan-rangsangan yang dilakukan. Kita bersyukur Presiden Jokowi sudah siapkan KUR, itu sangat membantu untuk bisa merangsang, kadang-kadang kita masuk dalam permodalan tapi tidak lagi dengan bantuan, yang ada adalah semangat kemauan,” ucap Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H. 

Mentan Syahrul Yasin Limpo menyebut permasalahan pertanian tidak bisa diselesaikan oleh petani sendiri. Sehingga Mentan sangat menyetujui sikap Presiden Jokowi yang memerintahkan BUMN membeli produk petani, meski tidak secara keseluruhan. 

“Katakanlah untuk kepentingan pangan dasar. Tentu BUMN akan back up, jagung, kedelai contohnya. Jangan disuru rakyat dan tidak tahu siapa yang akan membeli,” jelasnya. 

Setelah Indonesia mampu berswasembada beras, dikatakan tahun depan akan menuju swasembada komoditas jagung dan kedelai. Terpenting bagi Mentan untuk mengurangi kegiatan impor dan mengutamakan membeli hasil petani. 

“Jagung kita main, beli yang rakyat punya, kualitasnya memang kurang mungkin tapi kan rakyat dapat uang. Dari situ tentu kita tidak diam bagaimana kita mengadaptasi teknologi dan kemajuan termasuk berbagai varietas yang dibutuhkan,” ujarnya. 

Mentan juga menyebut Indonesia sangat besar dalam Impor kedelai karena permintaan IMF, pada saat terjadi reformasi.  Saat itu Indonesia diharuskan untuk membeli kedelai di luar negeri dengan harga yang lebih murah.  

“Petani disana yang dapat. Oleh karena itu Presiden katakan kepada semua Menteri, tanam kedelai negara harus beli Rp 10 ribu. tadinya harganya cuma Rp 6 ribu. Presiden kalau pertanian keberpihakannya luar biasa,” imbuh Mentan Syahrul. 

Baca Juga :  Ketua MGPSSR Bali Hadiri Karya Ngenteg Linggih di Pura Panti Pasek Bendesa Hyang Selat

Pada acara Puncak Forum Nasional (Fornas) P4S dan Pembukaan Magang Petani P4S di Bali, Mentan Syahrul juga menerima beberapa penghargaan, diantaranya penghargaan dari KTNA Nasional sebagai pelopor peningkat kapasitas petani melalui pelatihan sejuta petani dan penyuluh. Kemudian penghargaan DPM/DPA sebagai pelopor penguatan petani milenial melalui pelatihan sejuta petani dan penyuluhan, penghargaan Forum Komunikasi P4S sebagai pelopor P4S sebagai pembaharuan pedesaan, dan penghargaan dari DPP Perhiptani atas jasa sebagai inisiator pelatihan sejuta petani dan penyuluh secara

Diketahui kegiatan Fornas P4S ini diikuti 1.748 peserta secara langsung dan online. Kegiatan Fornas yang berlangsung selama empat hari 24-27 September 2022, juga dihadiri oleh para pimpinan BBPP Kementan dari seluruh Indonesia. (kbh1)

Related Posts