Abrasi di Pantai Tanjung Benoa, Kikis Bangunan dan Dikhawatirkan Gerus Lahan Setra
Badung – Kabarbalihits
Kondisi abrasi semakin parah melanda kawasan pantai di tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung. Bahkan akibat terjangan ombak yang cukup keras pada tahun 2020 lalu, bagunan yang ada di salah satu sarana watersport yakni Bali Coral serta bangunan di sebelahnya, juga terkikis ombak. Kondisi ini juga sangat memprihatinkan, pasalnya selain bagunan terlihat hampir roboh, tentu pemandangan ini tak sedap dipandang mata di Pantai yang menjadi tujuan wisata dunia.
Menurut penuturan Komang Toya selaku pemilik Bali Coral yang ditemui Rabu Sore 21 September 2022 menuturkan sebelum terkikis ombak, lebar pantai mencapai 12 meter ke darat. Bahkan dengan lebar pantai yang cukup panjang, masyarakat sekitar sering memanfaatkan pantai untuk berolahraga sepak bola pantai.
Pada saat-saat tertentu, bila kondisi air pasang, air bahkan kata Komang Toya, air laut bisa naik sampai ke parkiran kendaraan. Terlebih saat malam hari ketika air pasang, boat yang dimiliki bahkan sempat tenggelam.
Untuk itu, pihaknya berharap ada bantuan pemerintah agar membuat lokasi pantai menjadi lebih menarik lagi. Mengingat saat ini, dengan abrasi yang terjadi, pantai terlihat tidak exotic lagi. “Kami sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah, untuk menanggulangi dampak abrasi,” ucapannya.
Hal senada disampaikan kelompok nelayan setempat. Seperti disampaikan Sekretaris Kelompok Nelayan Panca Sari, I Wayan Dartu, kini para nelayan setempat, tidak bisa menambatkan jukung mereka di pasir akibat barasi yang parah. Menurut Dartu, Nelayan kini hanya bisa menambatkan jukung di air, dan itu pun terlihat kurang bagus karena tidak rapi. Meski diakuinya, kondisi abrasi sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun yang paling parah terjadi tahun 20220 dan itu terjadi sangat cepat. “Kami berharap pemerintah bisa segera membantu, supaya nelayan bisa kembali menambatkan jukung-jukung seperti semula di pasir,” harapnya.
Menurut Kepala Lingkungan Banjar Anyar Tanjung Benoa, Wayan Ganti Artana, begitu derasnya air laut yang mengikis habis kawasan pantai di dekat Bali Coral ini,. kalau ini dibiarkan, tentu lama-lama ini akan semakin parah. Pasalnya, abrasinya sangat luar biasa dan sangat cepat sekali. Dampaknya sangat dirasakan warga setempat maupun nelayan, dan pengusaha watersport. Apalagi lokasi abrasi ini juga berdekatan dengan lokasi Setra Banjar Dharma Yasa. Untuk itu ia berharap kepada pihak terkait, agar bisa segera mengambil langkah-langkah.
Sebelumnya kata Ganti Artana, rapat sudah dilakukan bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, dan bahkan disampaikan kalau ada rencana penataan pantai ini. Namun demikian, pihaknya berharap rencana itu agar segera bisa dilakukan. “Abrasi ini sangat luar biasa terjadi bahkan sampai ke pantai di Utara. Kami khawatir, kalau ini tetap dibiarkan, setra yang ada, juga akan ikut terdampak,” katanya.
Sementara itu, Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya atau akrab disapa Yonda, mengakui kalau abrasi seperti ini sudah terjadi sejak lama sejak tahun 2019. Melihat situasi kondisi di wilayah pantai timur Tanjung Benoa, di lokasi Water Sport Bali Coral, yang berdampingan dengan lahan pura Dalem. Selaku pengayah Desa Adat Tanjung Benoa Yonda mengaku telah berkali-kali melalukan koordinasi. Yonda yang juga Anggota DPRD Badung ini berharap kepada institusi terkait agar bisa segera melakukan penyelamatan akibat abrasi ini. “Sekarang sudah berjalan beberapa tahun, abrasi ternyata sangat cepat. Kondisi di lapangan, sejumlah bangunan sudah terkikis, bahkan beberapa warung yang sebelumnya ada, kini sudah mulai hilang,” ucapnya.
Yonda juga mengeluhkan, lokasi yang dulunya terlihat exotic, kini terlihat amburadul dan tidak enak dipandang, karena kerusakan akibat abrasi. untuk itu, pihaknya bersama warga, nelayan telah sabar menunggu kebijakan kebijakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah, agar bisa secepatnya dilakukan untuk penyelamatan. (Kbh6)