Aksi Damai Gerakan Bali Bersatu Menolak Kekejaman Hewan
Denpasar-kabarbalihits
Puluhan orang dari perwakilan beberapa komunitas penyayang hewan melakukan aksi damai menyuarakan gerakan menolak kekejaman hewan, di kawasan Jalan Taman Pancing Timur, Pemogan, Denpasar (28/8/2022).
Aksi ini dilatarbelakangi dengan adanya peningkatan kasus kekejaman hewan selama dua tahun terakhir di Bali. Data yang dihimpun Ketua Bali Animal Defender, Jovan Imanuel Calvary, dari tahun 2021 hingga 2022 tercatat 23 kasus kekejaman terjadi pada hewan anjing dan kucing dilakukan oleh warga dan pemilik hewan. Sedangkan laporan kasus yang diterima pihak kepolisian hingga vonis di pengadilan disebut hanya 4 kasus.
“Meningkat 3 persen dari tahun sebelumnya 23 kasus yang ada di Bali dari 2021 sampai 2022,” kata Ketua Bali Animal Defender, Jovan Imanuel Calvary.
Kekejaman hewan yang dimaksud berupa penganiayaan dan pembunuhan Anjing dijadikan salah satu menu konsumsi. Tidak hanya laporan kekerasan terhadap hewan Anjing dan Kucing, hewan lain seperti Monyet, serta Kuda juga jadi konsen bagi gerakan ini.
Jovan juga menanggapi seringnya video beredar di medsos terkait hewan anjing sengaja diracun yang tergolong kekejaman hewan. Ia menerima kurang lebih 50 laporan warga terkait anjing yang diracuni oknum, dari bulan Desember 2021 hingga bulan Agustus 2022.
“Daerahnya banyak terjadi di Jimbaran, Nusadua, Goa Gong, ada di Karangasem juga dan 50 persen ada di Denpasar anjing dan kucing diracun,” bebernya.
Pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan masyarakat agar memberikan perlakuan yang pantas terhadap hewan apapun. Seperti memberikan edukasi bersinergi dengan aparat terkait.
“Berkolaborasi dengan Polda Bali, Satpol PP, Korem juga, jadi kami berkolaborasi memberikan edukasi secara maksimal kepada masyarakat tentang cara pemeliharaan penular rabies, juga mengkampanyekan instruksi Gubernur tentang pelarangan peredaran daging Anjing,” pungkasnya.
Ditambahkan, aksi ini diselenggarakan oleh komunitas Pro Steril Bali yang konsen pada sterilisasi hewan anjing, bertujuan untuk menekan populasi anjing di Bali. Menurutnya over populasi juga sebagai pemicu kekerasan pada hewan khususnya anjing.
“Jika populasi anjing tidak bisa dikontrol dengan bijak, itu juga bisa mendapatkan kekerasan atau kekejaman manusia,” ujarnya.
Selain menyampaikan orasi di kawasan jalan Taman Pancing, penandatanganan petisi diatas spanduk juga dilakukan oleh 50 orang peserta aksi damai ini. Selanjutnya mengajak warga sekitar turut serta mendukung gerakan menolak kekejaman hewan ini. (kbh1)