
Era Digital, DJ Walces Pertahankan Meramu Musik Dengan Vinyl
Denpasar-kabarbalihits
Seorang Disk Jockey (DJ) di Denpasar mempertahankan meramu musik dengan perangkat vinyl atau piringan hitam di era digital saat ini.
Meski harus bersaing dengan beragam format baru, vinyl masih memiliki penggemar tersendiri.
Seperti yang dituturkan oleh DJ Walces ketika ditemui disela-sela acara di kawasan Jalan Hayam Wuruk, Denpasar beberapa waktu lalu. Diakui lebih praktis bermain dengan perangkat digital dibandingkan vinyl. Namun menjadi kebanggaan ketika memadukan musik dengan vinyl dipandang bagian dari atraksi oleh penikmat musik.
“Interesnya lebih dapat, orang ngelihat kita gonta-ganti (vinyl) kaya atraksi, jadinya orang senang melihat kita, ada momen interaksi sebenarnya. Lebih dekat sama penonton,” kata DJ Walces (28/6/2022).
Dilanjutkan, secara tidak langsung ia memperkenalkan kepada publik, khususnya di Bali bahwa masih ada DJ yang bermain dengan vinyl serta elemen Turntable. Diketahui, Turntable merupakan alat pemutar rekaman yang berfungsi untuk memutar dari piringan hitam atau vinyl.
Sepengetahuannya, masa keemasan piringan hitam terjadi pada era 1960 hingga 1980. Kemudian menginjak era 1980-an, kedudukannya mulai tergeser dengan hadirnya kaset pita dan kemudian disusul cakram digital (CD).
Sebelum pandemi Covid-19 mewabah, Walces kerap diundang mengisi berbagai acara hiburan. Kini setelah adanya kelonggaran dari Pemerintah ia mulai aktif kembali.
Hobi yang diteruskan sejak tahun 2018 menggunakan mesin pemutar lagu jadul ini menjadi ladang untuk menghasilkan uang. Tidak hanya itu, koleksi ribuan vinyl yang dimiliki juga bisa dikomersilkan.
“Menghasilkan uang jualan vinyl sama nge-DJ. Kalau ada orang ulang tahun kelahiran tahun 60-an, 70-an saya mainin. Kita tahu lagu-lagunya tuh,” ujarnya.
Dalam meramu musik, DJ memutar kedua player dengan musik yang berbeda. Lalu memadukan tempo dan pitch secara manual, sekaligus mengatur mix dari musik yang diperdengarkan.
Kembali ia membandingkan, ada sesuatu yang kurang jika memutar lagu lama dengan perangkat digital. Jika bermain dengan piringan hitam akan terdengar gesekan seperti mengingatkan memori pada jaman dulu.
“Ada suara dusty, debu-debunya itu yang bikin dia flashback ke jaman dulu,” jelasnya.
Tidak hanya bermain di event tertentu, Walces saat ini juga tampil secara reguler di beberapa tempat wilayah Badung.
“Kaya di Canggu ada blacksand. Kita dua kali seminggu main disitu, Jumat dan Minggu. Itu kalau Jumat, pecah banget. Padahal umurnya nggak tua tapi mereka tahu lagu-lagunya,” ucapnya.
Untuk sekali tampil mengisi suatu acara Walces dibayar hingga Rp 3 Juta. Selain funk & soul, Walces juga kerap memainkan musik bergenre R & B, Hiphop, dan musik rock.
“Itu dari tahun 60-an sampai 2000-an,” pungkasnya.
Untuk melihat aksinya, dalam waktu dekat Dj Walces akan tampil di Unique Bali Festival (UBF) 2022 selama dua hari, dari 2 juli hingga 3 Juli 2022 di Sanur, Denpasar. (kbh1)
https://youtu.be/ANz-SZupozQ